Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - Menggunakan vape alias rokok elektrik tidak selamanya aman untuk tubuh. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa vape menjadi salah satu faktor penyebab penyakit paru-paru.
Asal tahu saja, penyakit paru-paru akibat gas kimia ini tengah menjadi wabah di Amerika Serikat. Sampai sekarang, jumlah penderita penyakit tersebut terus tumbuh.
Baca Juga: Hati-hati, kebiasaan di pagi hari yang dapat memicu penyakit kanker
Para ilmuwan menjelaskan bahwa penyakit tersebut kemungkinan besar disebabkan oleh asap kimia beracun yang dihasilkan dari penguapan. Asap tersebut secara langsung merusak paru-paru si pengguna.
Kesimpulan tersebut berdasarkan pada hasil analisis biopsi paru-paru pada 17 pasien di Amerika Serikat. Sekedar info, penelitian tersebut telah dipublikasikan dalam The New England Journal of Medicine.
Para dokter menduga adanya penumpukan lemak atau minyak pada paru-paru pasien. Sayangnya, penelitian terbaru menyatakan belum ada bukti untuk kesimpulan tersebut.
"Tampaknya ini seperti cedera kimia langsung, mirip dengan paparan asap kimia beracun," kata Brandon Larsen, Peneliti Senior dan Ahli Patologi Bedah Klinik Mayo, Scottsdale, Arizona.
Berdasarkan dari dari Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit, tercatat sekitar 800 orang di 46 negara terinveksi penyakit ini. Dan, 12 orang pasien telah meninggal dunia.
Baca Juga: Penyanyi Ashanty terserang autoimun, ini penyebab dan gejalanya
Pada penelitian terbaru, para ilmuwan mengalisis biopsi paru-paru pasien di bawah mikroskop. Hasilnya, sampel menunjukkan tanda cedera akut atau peradangan jaringan paru-paru yang disebabkan oleh infeksi.
Para ilmuwan menjelaskan hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa cedera paru disebabkan karena pasien menghirup asap kimia. Namun, mereka belum mengetahui jenis gas kimia yang menyebabkan penyakit ini.
Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan produk yang mengandung THC (tetrahydrocannabinol) berpeluang menjadi salah satu penyebab penyakit ini.
Baca Juga: Benarkah rokok elektrik bisa membuat lebih mudah berhenti merokok?
Lebih dari tiga perempat pasien dilaporkan menggunakan vape yang mengandung THC. Dari penelitian terbaru, sekitar 71% pasien dilaporkan menggunakan ganja atau minyak ganja.
Sebelumnya, para ilmuwan menemukan kandungan vitamin E asetat pada tubuh pasien. Yang paling baru NBC News melaporkan adanya kandungan zat pestisida bernama Myclobutanil pada 10 vape THC yang tidak berlisensi.
Sekedar info, zat tersebut dapat berubah menjadi hidrogen sianida kimia saat dibakar.
"Bersadarkan hasil penelitian, kami menduga sebagian besar penyakit (paru-paru) melibatkan kandungan gas kimia," kata Larsen.
Asal tahu saja, sampai sekarang para ilmuwan masih meneliti lebih lanjut penyebab penyakit tersebut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyarankan masyarakat sebaiknya tidak menggunakan produk rokok elektronik, khususnya yang mengandung THC.
Sumber : Live Science
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News