Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
Para ilmuwan menjelaskan hasil uji coba yang dilakukan menunjukkan bahwa cedera paru disebabkan karena pasien menghirup asap kimia. Namun, mereka belum mengetahui jenis gas kimia yang menyebabkan penyakit ini.
Sebelumnya, Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyatakan produk yang mengandung THC (tetrahydrocannabinol) berpeluang menjadi salah satu penyebab penyakit ini.
Baca Juga: Benarkah rokok elektrik bisa membuat lebih mudah berhenti merokok?
Lebih dari tiga perempat pasien dilaporkan menggunakan vape yang mengandung THC. Dari penelitian terbaru, sekitar 71% pasien dilaporkan menggunakan ganja atau minyak ganja.
Sebelumnya, para ilmuwan menemukan kandungan vitamin E asetat pada tubuh pasien. Yang paling baru NBC News melaporkan adanya kandungan zat pestisida bernama Myclobutanil pada 10 vape THC yang tidak berlisensi.
Sekedar info, zat tersebut dapat berubah menjadi hidrogen sianida kimia saat dibakar.
"Bersadarkan hasil penelitian, kami menduga sebagian besar penyakit (paru-paru) melibatkan kandungan gas kimia," kata Larsen.
Asal tahu saja, sampai sekarang para ilmuwan masih meneliti lebih lanjut penyebab penyakit tersebut.
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit menyarankan masyarakat sebaiknya tidak menggunakan produk rokok elektronik, khususnya yang mengandung THC.
Sumber : Live Science
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News