kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Vaksinasi turunkan risiko saat terinfeksi virus corona, sasaran penerima diperluas


Minggu, 25 Juli 2021 / 13:21 WIB
Vaksinasi turunkan risiko saat terinfeksi virus corona, sasaran penerima diperluas
ILUSTRASI. Seorang siswa menjalani vaksinsasi 12+ pertama di SMPN 3 Ciledug, Tangerang, Kamis (22/7/2021). Penduduk berusia 12 tahun-17 tahun kini masuk ke dalam sasaran penerima vaksin.?(KONTAN/Carolus Agus Waluyo)


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah Indonesia menaikkan jumlah penerima vaksin Covid-19. Mengutip keterangan yang diterbitkan Kementerian Komunikasi dan Informatika, dan diunggah di situs covid19.go.id, total sasaran vaksinasi Covid-19 menjadi 208.265.720 orang penduduk. 

Angka itu lebih tinggi sekitar sasaran vaksinasi yang dirancang pemerintah di akhir tahun 2020, yaitu 181,5 juta orang. Dalam skenario vaksinasi yang pertama kali disusun pemerintah, angka 181,5 juta itu mencerminkan persentase kekebalan kelompok yang ingin dicapai, yaitu 70%.

Sasaran sebanyak 181,5 juta orang tersebut mencakup penduduk berusia 18 tahun ke atas. Tidak termasuk mereka yang memiliki penyakit penyerta yang tak terkendali, ibu hamil, serta mereka yang sudah terinfeksi virus corona dan sembuh.

Baca Juga: Efek samping yang banyak dialami setelah vaksinasi Covid-19

Dalam sasaran vaksinasi terbaru, yang diumumkan sejak pertengahan bulan ini, pemerintah menambahkan penduduk yang berusia 12 tahun hingga 17 tahun. Dalam hitungan pemerintah, ada sekitar 26,7 juta lebih anak dan remaja yang masuk ke dalam target penerima vaksin Covid-19.

Jika dirinci, sasaran penerima vaksin yang menjadi target pemerintah saat ini adalah

tenaga kesehatan di tahap pertama dengan jumlah penerima sebanyak 1,47 juta orang. Lalu di tahap kedua ada kelompok warga lanjut usia (lansia), dengan target jumlah penerima 21,55 juta orang. Masih di tahap kedua, pemerintah juga menargetkan 17,32 juta petugas publik sebagai sasaran penerima vaksin.

Baca Juga: Macam-macam penyakit komorbid yang perlu Anda ketahui

Di tahap ketiga, ada kelompok masyarakat rentan dan umum, yang merujuk ke mereka yang berusia 18 tahun hingga di bawah 60 tahun. Jumlah sasaran di kelompok ini mencapai 141,21 juta jiwa. Kelompok anak remaja melengkapi sasaran tahap ketiga.

Jurubicara vaksinasi dari Kementerian Kesehatan Siti Nadia Tarmizi menyatakan, sasaran vaksinasi dengan dosis lengkap mencapai 8% dari jumlah total sasaran vaksinasi. “Kita harus mempercepat vaksinasi sesuai dengan ketersediaan vaksin Covid-19,” tutur Nadia dalam acara dialog yang disiarkan akun Kominfo TV di platform Youtube, Jumat (23/7).

Mengutip data terbaru yang dipublikasikan Satgas Penanganan Covid-19 di websitenya, jumlah penerima dosis pertama vaksin sudah mencapai 43.717.254 per Sabtu (24/7). Itu mencakup penambahan sebanyak 561.459 pada Sabtu kemarin. Sedangkan penambahan untuk penerima dosis kedua di hari yang sama adalah 257.945. Jumlah penerima vaksinasi dosis lengkap pun mencapai 17.154.145.

Kendati memperluas sasaran vaksinasi, pemerintah tetap berharap menuntaskan vaksinasi di akhir tahun ini. Untuk mencapai target itu, pemerintah menargetkan penyuntikkan vaksin sebanyak 2 juta dalam setiap harinya. “Jika tidak selesai dua juta sehari kita tidak akan menyelesaikan target pada Desember 2021,” tutur Siti.

Namun, apakah Indonesia memiliki cukup pasokan vaksin untuk mengejar target tersebut? Nadia menyatakan bahwa Indonesia saat ini memiliki stok vaksin COvid-19 lebih dari 130 juta dosis. Dan dari jumlah tersebut, sekitar 75 juta dosis sudah siap untuk digunakan.

Upaya mempercepat vaksinasi semakin terasa perlunya di saat penyebaran virus corona kembali meningkat. Urgensi itu merujuk ke hasil penelitian tentang jumlah orang yang terpapar virus corona di Jakarta.

Mengutip data yang dipublikasikan di situs covid19.go.id, selama periode 12 Januari hingga 8 Juli, ada 15.088 orang yang telah menerima dosis pertama vaksin Covid-19 namun tetap terpapar virus corona. Itu berarti 0,47% dari total penerima vaksin dosis pertama selama periode itu yang mencapai 3.216.574.

Baca Juga: Menkop UKM dukung percepatan vaksinasi bagi UMKM Indonesia

Sedangkan jumlah orang yang sudah mendapat vaksin pertama, namun tetap terinfeksi hingga meninggal sebanyak 50 orang. Angka itu mencerminkan 0,0016% dari total penerima vaksin dosis pertama di periode tersebut.

Persentase orang yang tetap terinfeksi, apalagi sampai meninggal, di kelompok penerima vaksin dosis lengkap lebih rendah lagi. Masih di periode 12 Januari hingga 8 Juli, ada 1.896 orang penerima vaksin dosis lengkap yang tetap terinfeksi virus corona. Jumlah itu setara 0,10% dari penerima vaksin dosis lengkap.

Dari jumlah orang yang terinfeksi itu, tercatat empat orang yang meninggal. Jika dibandingkan dengan jumlah penerima vaksin dosis lengkap, itu setara dengan 0,0002%. Jadi bisa disimpulkan, vaksinasi menurunkan perbandingan orang yang meninggal dari total orang yang terinfeksi.

Namun persentase itu seharusnya juga mengingatkan orang yang sudah divaksinasi bahwa risiko infeksi tetap ada. Itu sebabnya, vaksinasi harus disertai dengan penerapan protokol kesehatan secara disiplin. Di masa sekarang, protokol kesehatan itu tak cuma mencuci tangan dengan sabun, mengenakan masker dan menjaga jarak, tetapi juga menjauhi kerumunan dan mengurangi mobilitas. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabu

Selanjutnya: Ketua Umum Kadin: Beban Dunia Usaha Semakin Berat

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×