kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.889   41,00   0,26%
  • IDX 7.204   63,03   0,88%
  • KOMPAS100 1.106   10,86   0,99%
  • LQ45 878   11,63   1,34%
  • ISSI 221   0,93   0,42%
  • IDX30 449   6,38   1,44%
  • IDXHIDIV20 540   5,74   1,07%
  • IDX80 127   1,43   1,14%
  • IDXV30 135   0,66   0,49%
  • IDXQ30 149   1,74   1,18%

Vaksinasi berjalan, protokol kesehatan tetap diterapkan


Selasa, 29 Desember 2020 / 10:50 WIB
Vaksinasi berjalan, protokol kesehatan tetap diterapkan


Reporter: Kenia Intan | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah berupaya mendistribusikan vaksin Covid-19 tahun depan. Untuk mendukung hal itu, Kementerian Kesehatan telah mengeluarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 84 Tahun 2020 tentang Pelaksanaan Vaksinasi dalam Rangka Penanggulangan Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19). 

Mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo menargetkan vaksinasi Covid-19 akan dimulai pada Januari 2021. Proses tersebut akan dilakukan secara bertahap hingga seluruh masyarakat memperoleh vaksin Covid-19. Sempat disampaikan juga, masyarakat tidak akan dikenakan biaya sama sekali alias gratis untuk mendapatkan vaksin tersebut. 

Menanggapi hal ini, Direktur Keuangan PT Kino Indonesia Tbk (KINO) Budi Muljono berharap vaksinasi Covid-19 di Indonesia dapat berjalan lancar dan cepat. "Saat ini ekonomi dan sendi-sendi kehidupan kita banyak terganggu karena pandemi. Kami berharap dengan adanya vaksin, pemulihan kehidupan dari berbagai sisi termasuk perekonomian akan berlangsung lebih cepat," kata Budi ketika dihubungi Kontan.co.id, Senin (28/12). 

Mengingat pentingnya vaksin Covid-19 bagi masyarakat, Budi meyakini pemerintah akan mengusahakan semaksimal mungkin agar pendistribusian vaksin dapat berjalan dengan lancar dan dalam waktu yang secepat mungkin. 

Baca Juga: Akan dimulai tahun 2021, ini cara masyarakat mendapatkan vaksin Covid-19

Jika vaksin Covid-19 sudah tersedia, Budi bilang akan inisiatif mencari cara untuk mendapatkannya. Ia tidak akan mengambil pendekatan wait and see terhadap vaksin yang dibagikan. Sebab, hal itu akan memperlambat penanggulangan pandemi Covid-19.

"Pertimbangan saya, vaksin dibuat tidak sembarangan dan harus melalui tiga tahap uji klinis. Sehingga, risiko sudah ditekan seminimal mungkin dan saya percaya harus ada yang memulai gerakan ketimbang semua wait and see," imbuhnya. 

Sekadar informasi, mengutip catatan Kontan.co.id sebelumnya, Juru Bicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menjelaskan distribusi vaksin akan dilakukan melalui Biofarma ke dinas kesehatan provinsi, kabupaten dan kota.

Baca Juga: Program vaksinasi vaksin virus corona di Uni Eropa dimulai, sasar 450 juta warga

Kemudian, vaksin tersebut akan didistribusikan ke fasilitas pelayanan kesehatan (Fasyankes) baik puskesmas maupun rumah sakit. Adapun untuk mendapatkan vaksin virus corona, calon penerima vaksin akan mendapatkan SMS blast yang berisi notifikasi. Lalu, calon penerima vaksin virus corona mendaftarkan dirinya melalui aplikasi Satu Data Vaksin Covid-19. 

Budi menambahkan, keyakinan terhadap vaksin memang belum pasti. Akan tetapi, dia percaya penelitian yang menghasilkan vaksin itu tidak dilakukan dengan serampangan. Sehingga, vaksin yang diproduksi sudah melalui berbagai tahapan yang ketat dan dapat dipercaya efektivitasnya. 

Tidak jauh berbeda, Sekretaris Perusahaan PT Bank Bisnis Internasional Tbk (BBSI) Paulus Tanujaya juga mengungkapkan keyakinannya terhadap vaksin Covid-19 yang didistribusikan pemerintah. 

"Kita sudah mengalami pandemi cukup lama. Proses untuk mendapatkan vaksin juga cukup membutuhkan waktu. Tentunya pemerintah sudah mempersiapkan pendistribusiannya dengan baik," ungkapnya kepada Kontan.co.id, Senin (28/12). Ia pun mengungkapkan akan mengikuti vaksinasi sesuai dengan skema yang ditentukan pemerintah. 

Baca Juga: Kehadiran vaksin Covid-19 tak jamin ekonomi bisa melaju kuat

Kendati Paulus optimistis vaksinasi dapat secara efektif mencegah dan menekan penularan virus Covid-19, dirinya masih akan menerapkan protokol menjaga jarak, mencuci tangan, dan menggunakan masker atau 3M setelah menerima vaksin nantinya. Ia akan menerapkan protokol 3M hingga kondisi betul-betul aman dan tidak ada lagi  penyebaran virus Covid-19.

Senada, Budi menganggap protokol 3M masih perlu dijalankan walau masyarakat sudah menerima vaksin. Menurutnya, seseorang yang sudah divaksin tetap berpotensi menularkan virus walau tingkat risikonya akan jauh lebih rendah. 

"Oleh karena itu penting bagi kita tetap menjalankan protokol 3M untuk melindungi diri kita dan orang-orang sekitar kita yang mungkin belum divaksin," kata Budi. 

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Senin (28/12): Bertambah 5.854 kasus baru, ingat selalu 3 M

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×