kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,56   -6,79   -0.73%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Tinnitus masuk dalam daftar gejala Covid-19, apa itu?


Selasa, 01 Juni 2021 / 08:24 WIB
Tinnitus masuk dalam daftar gejala Covid-19, apa itu?
ILUSTRASI. Laporan terbaru menyebut bahwa Covid-19 bisa memicu berbagai masalah pendengaran, salah satunya Tinnitus.


Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hingga saat ini, gejala Covid-19 sangat beragam. Itu sebabnya gejala virus corona masih akan terus dipelajari oleh peneliti. 

Virus ini memang tergolong baru sehingga butuh banyak penelitian lanjutan. Bahkan, laporan terbaru menyebut bahwa Covid-19 bisa memicu berbagai masalah pendengaran, salah satunya Tinnitus. 

Apa itu tinnitus? 

Pakar kesehatan dari Cleveland Clinic, Sarah Sydlowski mengatakan tinnitus adalah gangguan pendengaran yang memicu dering di telinga atau munculnya suara apa pun yang mengganggu. Beberapa orang yang mengalami tinnitus sering merasa mendengar lagu berulang-ulang. 

Orang lain mungkin mendengar dering, berdengung atau mendesing. "Apa yang didengar berasal dari tempat lain di dalam sistem Anda,” kata Sydlowski. 

Baca Juga: Jangan ragu melakukan tes antigen dan PCR Covid-19, ini manfaatnya

Umumnya, tinitus adalah akibat dari kerusakan telinga bagian dalam atau koklea. Jika ini terjadi, koklea tidak berhenti bekerja yang bisa menyebabkan munculnya suara tertentu. 

Dan saat telinga bagian dalam tidak berfungsi dengan benar, telinga mulai mengeluarkan suara untuk menggantikan apa yang seharusnya Anda dengar secara alami. 

Kaitan tinnitus dan Covid-19 

Riset yang diterbitkan dalam International Journal of Audiology membuktikan bahwa orang yang terinfeksi Covid-19 juga mengalami gejala tinnitus.

Bahkan, prosentase mereka yang mengalami gejala tinnitus mencapai 14,8% dari 7,6% total penderita Covid-19. Kemungkinan besar hal ini terjadi karena efek beberapa obat yang digunakan untuk mengobati virus Corona. 

Baca Juga: Sudah divaksinasi lengkap masih terinfeksi COVID-19? Ini kata Kemenkes

Obat-obatan ini termasuk quinine, cholorquine dan hydroxychloroquine. Pasien yang telah dinyatakan sembuh dari Covid-19 dan mengalami gejalah "long hauler" juga mengalami hal serupa. 

Dalam penelitian tersebut, sekitar 650 orang yang mengalami gejala long hauler Covid juga mengalami sakit telinga. Tampaknya tidak ada pola yang dapat diprediksi tentang kapan atau mengapa seseorang mungkin mengalami gejala-gejala ini. 

Karena itu, diperlukan penelitian lebih lajut sebelum kita memahami sepenuhnya bagaimana virus Corona memengaruhi pendengaran.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Tinnitus Masuk dalam Daftar Gejala Covid-19, Kok Bisa?"
Penulis : Ariska Puspita Anggraini
Editor : Ariska Puspita Anggraini

Selanjutnya: Saat isolasi mandiri akibat Covid-19, apa saja yang perlu dilakukan?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×