Reporter: Ridwan Nanda Mulyana | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Program vaksinasi covid-19 menjadi strategi penting untuk bisa keluar dari krisis pandemi. Meski begitu, vaksinasi bukan menjadi solusi tunggal, lantaran tetap wajib dibarengi dengan disiplin protokol kesehatan (prokes) dan program mitigasi lainnya.
Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menjelaskan, imunitas yang diraih secara alamiah ditambah dorongan vaksinasi covid-19 terutama dengan dosis lengkap memang dapat menjadi benteng penyebaran virus. Namun harus diingat, penyebaran covid-19 di Indonesia masih rawan lantaran tergolong community transmission dan mayoritas kasus tidak terdeteksi.
Vaksin yang ada saat ini pun tidak secara mutlak bisa mencegah penularan. Oleh sebab itu, upaya untuk terus menggenjot cakupan vaksinasi harus tetap diiringi dengan disiplin prokes, program 3T (Testing, Tracing, Treatment) dan pelaksanaan 5M (memakai masker, menjaga jarak, mencuci tangan, menghindari kerumunan, dan mengurangi mobilitas).
"Vaksinasi berkontribusi sebagai benteng penyebaran, tapi harus disadari, itu juga tetap harus kombinasi. Jadi PR besarnya adalah mengejar cakupan vaksinasi penuh di atas 85% dengan penguatan strategi 3T dan 5M untuk mencegah potensi ledakan (kasus covid-19) berikutnya," kata Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Sabtu (9/10).
Dokter Residen Ilmu Penyakit Dalam RSUD Dr. Soetomo Surabaya, dr. Caesar Givani menyampaikan, dengan cakupan wilayah Indonesia yang luas dan populasi penduduk yang tinggi, program vaksinasi perlu dukungan dari semua kalangan.
Selain edukasi yang perlu terus digencarkan, strategi yang menjadikan vaksinasi sebagai syarat administrasi atau syarat memasuki area publik, komersial serta melakukan perjalanan diharapkan bisa meningkatkan kesadaran masyarakat akan pentingnya vaksinasi.
Baca Juga: Perketat protokol kesehatan untuk mengantisipasi gelombang baru Covid-19
"Saya apresiasi upaya pemerintah, nakes, masyarakat dan berbagai pihak untuk mengejar vaksinasi. Dengan menjadikan bukti vaksin sebagai syarat utama berbagai aktivitas dan pengurusan, sudah benar. Hanya perlu konsistensi, dan pantang menyerah," ujarnya.
Dihubungi terpisah, Sekretaris Eksekutif Komite Penasehat Ahli Imunisasi Nasional atau ITAGI, Julitasari Sundoro berharap agar vaksinasi di akhir tahun ini bisa mencapai minimal 50% untuk protective immunity, atau mencapai 70% untuk membentuk kekebalan kelompok (herd immunity).
"Semua harus dapat membantu program imunisasi untuk target capaian akhir tahun. Semua dikerahkan untuk capaian cakupan yang tinggi dan merata," ujar Julitasari.
Sebagai informasi, mengutip laman vaksin.kemkes.go.id, hingga Minggu, 10 Oktober 2021 (pukul 12.00 WIB), total vaksinasi dosis 1 sudah mencapai 100.059.481 dosis atau 48,04%. Sedangkan untuk vaksinasi dosis 2 masih mencakup 57.409.303 atau 27,57%.
Adapun sasaran vaksinasi sebanyak 208.265.720 yang mencakup tenaga kesehatan, lanjut usia, petugas publik, masyarakat rentan dan masyarakat umum, serta usia 12-17 tahun.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Waspada, Anda bisa tertular virus corona di tempat-tempat ini
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News