kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,20   -16,32   -1.74%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ternyata, puasa Ramadan di tengah pandemi covid-19 justru menguatkan daya tahan tubuh


Sabtu, 25 April 2020 / 17:29 WIB
Ternyata, puasa Ramadan di tengah pandemi covid-19 justru menguatkan daya tahan tubuh
ILUSTRASI. JAKARTA,21/05-PENJUALAN KURMA. Pedagang kurma melayani pembeli di Tanah Abang, Jakarta Pusat, Senin (20/5). Menjelang bulan Ramadan penjualan kurma di kawasan tersebut meningkat hingga 40 persen dibandingkan dengan hari biasa, kurma tersebut biasanya menj


Sumber: Kompas.com | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Puasa di Bulan Ramadan adalah rutinitas yang dijalankan umat Islam setiap tahunnya. Meski begitu, berpuasa tahun ini sedikit berbeda karena dilakukan di tengah pandemi Covid-19.

Salah satu kunci mencegah infeksi virus corona adalah memperkuat daya tahan tubuh. Lalu, ketika kita tidak makan selama kurang lebih 14 jam di bulan puasa, apakah kondisi ini akan mempengaruhi imunitas?

Ternyata, dr. Arti Indira M. Gizi, Sp. GK menjelaskan, puasa di bulan Ramadan justru akan meningkatkan daya tahan tubuh.

"Dari banyak penelitian, setelah berpuasa selama 30 hari ternyata sistem imun kita malah lebih baik. Badan seperti ter-recharge ulang," ungkapnya dalam Live IG bersama dr. Teuku Adifitrian, SpBP-RE (dr. Tompi), Jumat (24/4/2020).

Baca Juga: Puasa bisa mengaktifkan autophagy, ini manfaatnya bagi kesehatan tubuh

Namun, pastikan kita mengonsumsi makan sahur dan buka dengan benar. Jaga agar asupan tidak terlalu sedikit atau terlalu berlebih sehingga menyebabkan berat badan naik.

Kondisi tersebut justru akan membuat tujuan meningkatkan sistem imunitas dengan berpuasa menjadi tidak tercapai. "Sahur, buka harus yang benar, makan malam, snack malam, dan harus ada aktivitas fisik," tambahnya.

Lalu, seperti apa pola makan sahur dan buka yang benar?




TERBARU

[X]
×