kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Terjangkit virus corona tanpa gejala, benar-benar tak merasakan gejala?


Senin, 14 September 2020 / 23:55 WIB
Terjangkit virus corona tanpa gejala, benar-benar tak merasakan gejala?


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Mereka yang terinfeksi virus corona baru ada yang menunjukkan gejala klinis, ada pula yang tanpa gejala. Jumlah orang tanpa gejala pun cukup banyak. 

Pada Juni lalu, di Indonesia, lebih dari 80% kasus positif Covid-19 dari orang tanpa gejala. Apakah orang tanpa gejala benar-benar tak merasakan gejala apa pun dari infeksi virus corona? 

Dr Tonang Dwi Ardyanto, ahli patologi klinis yang juga juru bicara Satgas Covid-19 UNS/RS UNS, menjelaskan, ada 3 kelompok penderita Covid-19 yaitu: 

  • Murni tanpa gejala (asimptomatik) 
  • Pre-simptomatik: saat dinyatakan positif dia tidak bergejala, tetapi beberapa hari kemudian muncul gejala
  • Simptomatik: saat dinyatakan positif memang sudah ada gejala. 

“Dalam kelompok pre dan simptomatik itu gejalanya bisa dari ringan, sedang, berat, sampai kritis,” ujar Tonang kepada Kompas.com.

Baca Juga: Jokowi sebut penanganan wabah virus corona di Indonesia berbeda, kenapa?

Untuk menetapkan seseorang yang terinfeksi virus corona adalah pasien konfirmasi tanpa gejala (KTG), bisa dilihat perkembangannya hingga masa isolasi mandiri selesai. 

“Bila selama masa isolasi timbul gejala, maka tidak dapat disebut KTG,” kata Tonang. Apa pun kondisi pasien, bergejala maupun tidak, memiliki potensi yang sama untuk menularkan.

Masa penularan paling tinggi 

Tonang mengatakan, masa penularan yang paling tinggi adalah saat fase presimptomatik. Kondisi ini terjadi saat menjelang munculnya gejala.

“Saat itu, posisi jumlah virus paling tinggi, sehingga paling tinggi risikonya menular,” ungkap dia. 

Baca Juga: Pemerintah siapkan hotel untuk tambah fasilitas isolasi pasien Covid-19

Oleh karena itu, isolasi mandiri sangat menjadi penting, meski seseorang menderita Covid-19 tanpa gejala. Isolasi mandiri boleh dilakukan pada kondisi pasien konfirmasi tanpa gejala dan gejala ringan. 

Tetapi, jika pasien itu memiliki penyakit penyerta (komorbid), maka isolasi sebaiknya dilakukan di rumahsakit atau tempat isolasi khusus dengan pengawasan. 

Apakah seseorang yang positif Covid-19 tanpa gejala tetap perlu melakukan swab test setelah melakukan isolasi mandiri? 

“Kalau memang kapasitas PCR memungkinkan, maka lebih baik diperiksa ulang PCR nya. Tapi, kita sangat kurang kapasitasnya, maka tidak diulang,” kata dia. 

Baca Juga: Perhatikan baik-baik beda antara batuk karena Covid-19 dan batuk biasa

“Jadi, sifatnya adalah bila memang tidak memungkinkan akses ke PCR, maka boleh menggunakan klausul masa isolasi tersebut sampai selesai,” ujar Tonang. 

Penulis: Nur Rohmi Aida

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Positif Covid-19 Tanpa Gejala, Apakah Benar-benar Tak Merasakan Gejala?"

Selanjutnya: PSBB Jakarta berlaku lagi, perhatikan 8 saran WHO berikut untuk cegah virus corona

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×