Sumber: nikita | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Stres pada bayi mungkin saja terjadi. Penyebabnya bisa bermacam-macam dan menurut psikolog Dra. Mayke S. Tedjasaputa, M.Si. tanda-tandanya bisa diketahui orangtua bila mereka peka dengan perubahan tingkah laku bayinya.
"Jangan pula membayangkan kalau stres hanya akan dialami oleh bayi-bayi yang kedua orangtuanya bekerja. Bayi yang setiap hari ditunggui ibunya pun mungkin saja mengalami stres," jelas Mayke.
Bayi yang ditinggal orang tuanya bisa mengalami stres karena kehilangan rasa aman.
Bedanya, bayi-bayi yang selalu ditunggui dan diberi perlindungan berlebihan jadi gampang stres karena rentan terhadap perubahan.
"Karena di rumah ia merasa sangat aman, maka begitu berada di lingkungan baru ia lebih mudah stres," jelasnya.
Bayi-bayi seperti ini akan tumbuh menjadi anak yang pencemas, kurang pergaulan, kurang percaya diri dan sebagainya. Meski begitu, mengingat faktor usia, kondisi tersebut masih sangat mungkin diperbaiki. "Dengan dilatih menghadapi berbagai situasi, anak jadi tidak mudah stres."
Memang tidak gampang mengenali stres pada bayi, meski tetap bisa dilakukan.
"Dikatakan tidak gampang karena bayi masih berkomunikasi dengan cara menangis. Bisa saja orang tua menganggap wajar tangisan anaknya, padahal sebenarnya bayi tersebut sedang stres," papar Staf Pengajar di Fakultas Psikologi Universitas Indonesia ini. Untuk memberi petunjuk pada orangtua, Mayke lantas menjelaskan beberapa tanda-tanda bayi stres;
Lebih rewel
Bayi menangis memang wajar. Tapi coba perhatikan frekuensi dan intensitas tangisannya. Kalau biasanya selama tidur ia tidak menangis kecuali ngompol atau haus, kini tiap malam jadi rewel. Bila dirasa tidak ada sesuatu yang secara "kasat mata" mengganggunya, bisa jadi ini merupakan tanda si kecil mengalami stres.