Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Namun, jika pasien memiliki gejala ringan atau tidak bergejala (OTG), maka kekebalan tubuh yang dimiliki juga akan lemah. Meski demikian, sistem kekebalan yang didapatkan pasien ini tidak berlangsung lama.
"Pasien yang terinfeksi itu pun membuktikan bahwa daya tahan ini yang timbul akibat reinfeksi tidak akan lama, sekitar 3 bulanan," ujar Dicky. "Karena atas dasar itulah otomatis orang tersebut masih membutuhkan vaksin," lanjut dia.
Baca Juga: Gawat! Mutan baru virus corona ancam dunia, 70% lebih menular
Dicky mengatakan, program vaksinasi ini tidak dilihat dari faktor apakah seseorang pernah terinfeksi atau tidak. Semua orang harus divaksinasi. Akan tetapi, yang menjadi pertimbangan bukan hanya masalah program vaksinasinya, tetapi ada program prakondisinya.
Kekebalan tubuh pada pasien yang sembuh dari Covid-19 Dilansir dari Huffpost, 16 Desember 2020, seorang dokter penyakit menular di Yale Medicine, yang turut menguji vaksin Pfizer, Onyema Ogbuagu, meyakini bahwa orang yang baru terinfeksi virus corona mungkin tidak perlu segera disuntik vaksin.
Baca Juga: Mengapa rapid test antigen tak dilakukan sejak awal pandemi? Ternyata, ini alasannya
Penelitian menemukan, antibodi penetral yang dihasilkan oleh infeksi alami di dalam tubuh masih bertahan. Kekebalan ini setidaknya bertahan selama beberapa bulan. Dalam kasus reinfeksi, infeksi kedua biasanya tidak terjadi 3-4 bulan setelah infeksi pertama.