kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Sudah divaksin tetapi bisa positif Covid-19? Ini penjelasannya


Selasa, 26 Januari 2021 / 06:45 WIB
Sudah divaksin tetapi bisa positif Covid-19? Ini penjelasannya
ILUSTRASI. Muncul pertanyaan, kenapa orang yang sudah divaksin masih bisa positif Covid-19? ANTARA FOTO/Nova Wahyudi/wsj.


Reporter: Barratut Taqiyyah Rafie, kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejak progam vaksinasi Covid-19 digulirkan 13 Januari 2021 lalu di Indonesia, ada sejumlah kasus di mana orang yang telah divaksin tetap terinfeksi virus corona. 

Hal ini menimbulkan pertanyaan, kenapa orang yang sudah divaksin masih bisa positif Covid-19?

Melansir informasi yang dirilis Satgas Penanganan Covid-19, vaksin corona membutuhkan dua kali dosis penyuntikan. Selain itu, butuh waktu satu bulan untuk menciptakan kekebalan yang efektif bagi tubuh. Suntikan pertama ditujukan memicu respons kekebalan awal, sedangkan suntikan kedua untuk menguatkan respons imun yang terbentuk

"Saat seseorang dinyatakan positif setelah vaksinasi, itu artinya saat divaksinasi seseorang tersebut sudah terpapar/terinfeksi Covid-19 dan sedang dalam masa inkubasi," demikian penjelasan Satgas Penanganan Covid-19. 

Baca Juga: Mendagri: Vaksin Covid-19 itu bukan obat!

Sementara itu, melansir Kompas.com, Ketua Pokja Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengungkap penyebab mengapa seseorang bisa tetap terjangkit Covid-19 meski sudah disuntik vaksin. 

Menurut dia, kondisi tersebut bisa terjadi karena orang itu sudah terjangkit Covid-19 sebelum tiba masa pemberian vaksin. 

Baca Juga: Moderna yakin vaksin Covid-19 miliknya akan bekerja melawan varian baru

"Sudah divaksin, sudah ada kekebalan, tapi dengan kekebalan yang sedemikian rupa akan tetapi kalau terpapar durasinya cukup lama, frekuensinya cukup sering," kata Erlina dalam konferensi persnya, Sabtu (23/1/2021). 

"Sehingga viral load atau jumlah virusnya ini banyak maka kekebalannya yang sudah terbentuk itu tidak terlalu mampu (menangkal Covid-19)," ucap dia. 

Erlina mengatakan, memang peluang seseorang terjangkit Covid-19 usai divaksin tetap ada. Namun peluang itu sangat kecil kemungkinannya untuk terjadi. Oleh karena itu, Erlina menyarankan agar orang yang sudah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk terus menerapkan protokol kesehatan. 

"Tapi karena ada unsur kekebalan dan ada perlawanan dalam tubuh juga disitu biasanya kalaupun sakit ringan-ringan saja," ujar Erlina.

Saat ini, proses vaksinasi sudah mulai dilakukan di seluruh penjuru Tanah Air. Vaksin akan diprioritaskan untuk tenaga kesehatan sebagai garda terdepan dalam penanganan Covid-19.

Baca Juga: Sabar, mungkin butuh 4 tahun sebelum pandemi virus corona berakhir

Satgas Penanganan Covid-19 menegaskan, vaksin Covid-19 Sinovac telah teruji keamanan, mutu, khasiat dan kehalalannya. Vaksin ini dikembangkan menggunakan metode inactivated vaccine, yang telah terbukti aman, tidak menyebabkan infeksi serius serta hampir tidak mungkin menyebabkan seseorang terinfeksi.

Meski demikian, Satgas mengingatkan, dengan adanya program vaksinasi yang telah berjalan saat ini, tak lantas membuat masyarakat lengah menjalankan protokol kesehatan. Sebaliknya, proses vaksinasi harus paralel dengan pelaksanaan 3M dan 3T. 

Selanjutnya: Epidemiolog tak sarankan GeNose untuk skrining Covid-19, apa masalahnya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×