kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.904   26,00   0,16%
  • IDX 7.206   65,54   0,92%
  • KOMPAS100 1.108   13,29   1,21%
  • LQ45 880   13,50   1,56%
  • ISSI 221   1,37   0,62%
  • IDX30 450   6,98   1,58%
  • IDXHIDIV20 541   6,55   1,23%
  • IDX80 127   1,60   1,27%
  • IDXV30 135   0,68   0,51%
  • IDXQ30 149   1,91   1,30%

Stunting: Pengertian, dampak, dan cara mencegahnya


Rabu, 31 Maret 2021 / 16:45 WIB
Stunting: Pengertian, dampak, dan cara mencegahnya
ILUSTRASI. Stunting: Pengertian, dampak, dan cara mencegahnya. WARTA KOTA/NUR ICHSAN


Penulis: Tiyas Septiana

Mencegah stunting dimulai saat ibu masih mengandung hingga anak berada pada masa dewasa muda, berikut ini cara pencegahannya.

Pada ibu hamil dan proses bersalin

  • Intervensi pada 1.000 hari pertama kehidupan, merupakan suatu upaya perbaikan gizi pada kehamilan sampai anak usia 2 tahun. 
  • Mengupayakan jaminan mutu antenal care (ANC) terpadu yang masuk dalam pelayanan KIA yang dimulai saat hamil sampai pasca nifas. Pelayanan tersebut sangat penting untuk mencegah komplikasi pada masa kehamilan dan pasca persalinan. 
  • Meningkatkan persalinan di fasilitas kesehatan. 
  • Menyelenggarakan program pemberian makanan tinggi kalori, protein, dan mikronutrien (TKPM).
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
  • Pemberantasan kecacingan. 
  • Meningkatkan transformasi Kartu Menuju Sehat (KMS) ke dalam Buku KIA. 
  • Menyelenggarakan konseling Inisiasi Menyusu Dini (IMD) dan ASI eksklusif
  • Penyuluhan dan pelayanan KB. 

Baca Juga: Mengenal jenis-jenis reproduksi tumbuhan serta pengertiannya

Pada balita 

  • Pemantauan pertumbuhan balita.
  • Menyelenggarakan kegiatan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) untuk balita.
  • Menyelenggarakan stimulasi dini perkembangan anak.
  • Memberikan pelayanan kesehatan yang optimal. 

Pada anak usia sekolah

  • Melakukan revitalisasi Usaha Kesehatan Sekolah (UKS). 
  • Menyelenggarakan Program Gizi Anak Sekolah (Progas). 
  • Memberlakukan sekolah sebagai kawasan bebas rokok dan narkoba. 

Pada remaja

  • Meningkatkan penyuluhan untuk perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS), pola gizi seimbang, tidak merokok, dan mengonsumsi narkoba. 
  • Pendidikan kesehatan reproduksi. 

Pada dewasa muda

  • Penyuluhan dan pelayanan keluarga berencana (KB).
  • Deteksi dini penyakit menular dan tidak menular. 
  • Meningkatkan penyuluhan PHBS, pola gizi seimbang, tidak merokok/mengonsumsi narkoba.

Selanjutnya: Vaksin guru selesai Juni, sekolah wajib laksanakan pembelajaran tatap muka

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×