Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Tubuh yang pernah terinfeksi virus corona memiliki daya tahan atau kekebalan terhadap Covid-19. Namun, eks pasien Covid-19 harus tetap menjalankan protokol kesehatan karena peluang terinfeksi kembali masih bisa terjadi.
Dilansir dari Healthline, sebuah penelitian yang baru-baru ini diterbitkan dalam jurnal Science menemukan bahwa memori sistem imunitas terhadap Covid-19 bisa bertahan selama delapan bulan. Dipaparkan oleh Shane Crotty, PhD, seorang profesor di La Jolla Institute of Immunology yang ikut memimpin penelitian, timnya menemukan daya tahan tubuh terhadap virus corona setelah mengukur keempat komponen memori imunitas yaitu antibodi, memori sel B. , sel T pembantu dan sel T pembunuh.
Keempatnya diobservasi bertahan di dalam tubuh, setidaknya selama 8 bulan setelah terinfeksi virus, bahkan pada pasien Covid-19 dengan gejala ringan sekali pun.
Ini artinya, tubuh dapat "mengingat" virus SARS-CoV-2 dan jika bertemu virus yang sama lagi; sel B memori akan dapat dengan cepat bersiap dan memproduksi antibodi untuk melawan infeksi ulang.
Baca juga: Aturan perjalanan baru, hasil tes Covid-19 negatif bisa dilarang bepergian
Apakah kita menjadi kebal? Melihat hasil tersebut, tim peneliti yang dipimpin oleh Crotty pun menduga bahwa mereka yang telah pulih dari Covid-19 mungkin bisa terlindung dari infeksi ulang selama berbulan-bulan, atau bahkan bertahun-tahun. Namun, ini baru dugaan.
Seperti dikatakan oleh Dr. Steven Sperber, kepala sementara divisi penyakit menular di Hackensack University Medical Center, seperti dikutip dari Healthline, (11/1/2021), masih banyak yang tidak diketahui para ahli tentang SARS-CoV-2 penyebab Covid-19. Sebab, SARS-Cov-2 adalah jenis virus corona baru.
Beberapa pertanyaan yang perlu diselidiki lebih lanjut, di antaranya adalah apakah keberadaan antibodi menandakan kekebalan terhadap Covid-19, berapa lama kekebalan bertahan bila demikian dan apakah mengukur antibodi merupakan cara terbaik untuk mengukur kekebalan.