Sumber: Kompas.com | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sebuah temuan baru mungkin akan lebih menyederhanakan pengujian Covid-19 yang selama ini melalui sampel air liur tenggorokan atau usap hidung.
Pasalnya, para peneliti MIT percaya bahwa perubahan suara mungkin menjadi indikasi infeksi seseorang.
Dengan menganalisis data audio dari pembawa virus corona asimptomatik, para peneliti dari MIT Lincoln Laboratory mengusulkan cara untuk mendeteksi tanda-tanda virus.
Karena perubahan suara terlalu halus untuk ditangkap telinga, mereka memanfaatkan komputer dalam menganalisis.
Dikutip dari SCMP, Jumat (10/7), para peneliti menggunakan video dari konferensi pers dan wawancara yang diunggah ke YouTube, Instagram, dan Twitter.
Baca Juga: 14 pemain dinyatakan positif Covid-19, pertandingan sepakbola di Brasil dibatalkan
Mereka menganalisis data audio dari sebelum dan sesudah pasien dinyatakan positif Covid-19.
Dengan menggunakan algoritma untuk menganalisis sinyal suara, peneliti mendeteksi gangguan pada suara seseorang yang bisa disebabkan oleh perubahan gerakan laring dan otot dalam sistem pernapasan.
"Peradangan akibat virus mengurangi pergerakan otot yang melintasi sistem vokal seseorang karena terlalu menempel," hipetosis peneliti.
Untuk menjelaskannya secara lebih sederhana, para peneliti menganalogikannya dengan jari pianis.
Temuan baru
Dalam keadaan normal, jari-jari pianis bergerak dengan kompleksitas tinggi. Namun, jika pergelangan tangan dan gerakan jari saling menempel, seorang pianis hanya bisa memainkan nada yang lebih sederhana.
Dengan banyaknya negara yang menghadapi ancaman gelombang kedua Covid-19, kemudahan identifikasi pasien asimptomatik dapat membantu. Kasus asimptomatik berada pada 40% hingga 45% dari semua infeksi coronavirus.
Temuan baru ini pada akhirnya mungkin mengarah pada cara mudah untuk melihat apakah mereka perlu diuji.
Baca Juga: Pengembang vaksin China ajak Rusia, Brasil, Arab Saudi untuk uji coba vaksin corona
Tim peneliti berencana untuk mengimplementasikan temuan itu melalui aplikasi dan memungkinkan untuk deteksi infeksi lebih awal.
Dokter juga dapat menggunakannya untuk memonitor perkembangan pasien mereka dari jarak jauh.
Kendati demikian, penelitian tersebut masih berada dalam tahap awal. Sebab, data yang digunakan hanya lima orang.
Dalam makalah mereka, para peneliti mengatakan data perlu divalidasi oleh set data yang lebih besar dan lebih terkontrol.
"Penelitian selanjutnya juga perlu mengatasi masalah terkait pengaruh kondisi rekaman yang berbeda untuk sampel audio," catat mereka.
Penulis : Ahmad Naufal Dzulfaroh
Editor : Sari Hardiyanto
Artikel ini telah tayang di Kompas.com berjudul: "Studi: Perubahan Suara Bisa Jadi Indikasi Covid-19"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News