Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi
Namun, seorang dokter di Brasil menyatakan peningkatan kadar vitamin D pada pasien yang sakit kritis tidak mempercepat penyembuhan pasien di rumah sakit. Hal tersebut juga disebutnya tidak menurunkan kemungkinan agar pasien tidak dirawat di ICU hingga pada kematian.
Dalam sebuah makalah yang di-posting di medRxiv, sebelum tinjauan sejawat, sebanyak 240 pasien yang dirawat di rumah sakit karena COVID-19 parah secara acak diberikan vitamin D3 dosis tinggi maupun plasebo.
Baca Juga: UPDATE Corona Indonesia, Sabtu (28/11): Tambah 5.418 kasus, jangan lupa pakai masker
Tercatat 6,7% dalam kelompok vitamin D memiliki tingkat gizi "kurang", sementara sebanyak 51,5% pasien dalam kelompok plasebo.
Namun, berdasarkan penelitian, upaya pemberian vitamin D tersebut disebut tidak menunjukkan hasil. Hal yang sama juga terjadi ketika para peneliti berfokus pada 116 pasien dengan kekurangan vitamin D sebelum perawatan.
Para penulis mengatakan suplementasi vitamin D tidak efektif untuk mengurangi lama perawatan di rumah sakit atau hasil klinis lainnya di antara pasien rawat inap dengan Covid-19 yang parah. (Retia Kartika Dewi)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi Terbaru Covid-19 Terkait Golongan Darah O dan Vitamin D"
Selanjutnya: Wiku Adisasmito pastikan persiapan vaksin untuk penanganan Covid-19 berjalan baik
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News