kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   -2.000   -0,13%
  • USD/IDR 15.875   5,00   0,03%
  • IDX 7.314   118,54   1,65%
  • KOMPAS100 1.121   16,95   1,53%
  • LQ45 892   14,50   1,65%
  • ISSI 223   2,40   1,09%
  • IDX30 459   10,01   2,23%
  • IDXHIDIV20 553   13,38   2,48%
  • IDX80 129   1,38   1,09%
  • IDXV30 137   2,73   2,03%
  • IDXQ30 152   3,22   2,16%

Siap Produksi Alat Deteksi Covid-19 (GeNose C19) Secara Massal, UGM Cari Investor


Sabtu, 26 Desember 2020 / 19:31 WIB
Siap Produksi Alat Deteksi Covid-19 (GeNose C19) Secara Massal, UGM Cari Investor
GeNose C19, alat pendeteksi virus Covid-19 melalui udara dari embusan nafas, yang?dirancang oleh Universitas Gadjah Mada (UGM).


Reporter: Yuwono Triatmodjo | Editor: Yuwono triatmojo

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tim ahli Universitas Gadjah Mada (UGM) sukses memproduksi alat pendeteksi virus corona (Covid-19) yang diberi nama GeNose C19. Ke depan, UGM akan memproduksi alat pendeteksi paling cepat dan paling murah tersebut, secara massal.

Prof. Dr. Paripurna, S.H., M.Hum., LL.M Wakil Rektor Bidang Kerja Sama dan Alumni UGM mengatakan, pihaknya kini mencari investor yang bersedia bekerjasama membiayai produksi GeNose C19 secara massal. UGM, lanjut Paripurna, menargetkan hingga akhir Februari 2021 mampu memproduksi setidaknya 10.000 unit GeNose C19.

Sejumlah nama calon investor strategis, lanjut Paripurna, sudah ada dalam daftar UGM. Namun hingga saat ini, UGM belum tahap mengajukan tawaran kerjasama tersebut kepada sang calon investor.

"Kami harus mencari pinjaman lunak atau sokongan pendanaan dari investor yang berkenan membantu," tandas Paripurna, kepada KONTAN, Sabtu (26/12).

Baca Juga: GeNose C19, Alat Deteksi Covid-19 Paling Cepat dan Berbiaya Murah Besutan UGM

Paripurna menambahkan, saat ini juga telah terbentuk satu konsorsium yang berkomitmen membantu produksi GeNose C19 dengan spesialisasinya masing-masing. Mereka terdiri dari Mereka terdiri dari PT Yogya Presisi Tehnikatama Industri (bagian mekanik), PT Hikari Solusindo Sukses (elektronik dan sensor), PT Stechoq Robotika Indonesia (pneumatic), PT Nanosense Instrument Indonesia (artificial intelligence, elektronik dan after sales), dan PT Swayasa Prakarsa (assembly, perijinan, standar, QC/QA, bisnis).

Adapun casing GeNose C19 saat ini diproduksi di Yogyakarta. Demikian juga dengan proses assembling, lanjut Paripurna, dikerjakan di Science Techno Park UGM Yogayakarta.

Untuk tingkat akurasi GeNose C19, berikut ini adalah sejumlah penjelasan dari tim ahli UGM.

1. Sensitivity 92%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca adanya tanda positif Covid-19 dengan peluang 92%.

2. Specificity 94%. Hal ini mengandung arti, GeNose C19 mampu membaca tanda negatif Covid-19 dengan peluang 94%.

3. Positive Predictive Value (PPV) 87%. Hal ini mengandung arti, bahwa yang benar-benar (true) positif dari hasil deteksi dengan GeNose C19, adalah 87 pasien dari 100, misalkan. Adapun 13 diantaranya false negative. Dengan kata lain, “Jika tes seseorang positif, berapa probabilitas dia betul-betul menderita penyakit?”.

4. Negative Predictive Value (NPV) 97% artinya bahwa yang benar² (true) negatif dari hasil deteksi dengan GeNose C19 adalah 97 pasien dari 100, misalkan. Adapun 3 diantaranya false negative. Bisa juga dikatakan, “Jika tes seseorang negatif, berapa probabilitas dia betul-betul tidak menderita penyakit?”.

5. Positive Likelihood Ratio 16.4x. Hal ini berarti, akan lebih sering mendapati 16,4 kali pasien positif dibanding negatif

6. Negative Likelihood Ratio 0,09x. Hal ini berarti akan mendapati 0,09 kali pasien lebih sering negatif dibanding positif 

Disinggung mengenai biaya produksi, Paripurna mengatakan alat tersebut sebelum masuk ke distributor pemasaran, harganya masih berkisar Rp 49 juta. "Namun kalau sudah diedarkan oleh distributor nanti, tentu harganya akan menyesuaikan," imbuhnya.

Sekadar mengingatkan, Prof. Kuwat Triyana selaku ketua tim pengembang GeNose C19 mengatakan, GeNose C19 secara resmi mendapatkan izin edar dari Kementerian Kesehatan (Kemkes) dengan nomor Kemkes RI AKD 20401022883.

Kata Kuwat, kelak biaya tes dengan GeNose C19 hanya sekitar Rp15.000 hingga Rp 25.000. Hasil tes juga sangat cepat yakni sekitar 2 menit, serta tidak memerlukan reagen atau bahan kimia lainnya. Selain itu, pengambilan sampel tes berupa hembusan nafas juga dirasakan lebih nyaman dibanding usap atau swab.

Mewakili tim, Kuwat ju/ga memberikan apresiasi kepada semua pihak yang membantu pengembangan GeNose C19, yaitu Kemensesneg, BIN, Kemenristek/BRIN/LPDP, Kemendikbud, Kemenhub, Kemenkes, KemenPUPR, Kemenlu, TNI AD dan Polri.

Kuwat juga mengucapkan apresiasi kepada delapan rumah sakit mitra uji diagnostik. Kedelapan rumahsakit itu terdiri dari RSUP Dr Sardjito, RSPAU Hardjolukito Yogyakarta, RS Bhayangkara Tk III Polda DI Yogyakarta, RSLKC Bambanglipuro Bantul, RST Dr. Soedjono Magelang, RS Bhayangkara Tk I Raden Said Soekanto Jakarta, RS Akademik UGM, dan RSUD Dr. Saiful Anwar Malang.

Tidak lupa, Kuwat memberikan apresiasi kepada tim review uji klinis Kemkes yang telah memberi masukan secara kritis dan konstruktif.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×