Reporter: kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan
KONTAN.CO.ID - Stigma negatif di masyarakat membuat kebanyakan orang masih takut melakukan tes Human Immunodeficiency Virus (HIV). Padahal, semua orang, termasuk yang tidak berisiko, sebaiknya melakukan tes HIV sedini mungkin.
Salah satu tujuannya: untuk pencegahan. Lalu, kapan sebaiknya melakukan tes HIV?
Ketua Tim HIV/AIDS RS St. Carolus dr Emon Winardi Danudirgo menuturkan, setidaknya tes Anda lakukan sebelum menikah. Deteksi dini ini penting untuk mencegah penularan pada anak.
Sebab, ada kemungkinan seseorang tidak mengetahui, apakah dirinya berisiko atau pernah berhubungan dengan orang yang berisiko HIV atawa tidak. "Tujuannya adalah untuk perlidungan keluarga," ungkap Emon.
Baca Juga: Jepang akan uji coba obat HIV untuk pasien virus corona
Perilaku berisiko HIV di antaranya seks bebas yang tidak aman dan penggunaan jarum suntik tidak steril atau secara bergantian. Meski begitu, tes idealnya juga pada orang yang berisiko tinggi maupun tidak.
Melakukan tes HIV sejak dini, menurut Emon, sama dengan melakukan pencegahan. Soalnya, infeksi HIV yang tak segera tertangani bisa berkembang menjadi kondisi serius yang disebut Acquired Immune Deficiency Syndrome (AIDS).
"HIV ibarat rayap, AIDS adalah rumah yang rontok. Supaya rayap tidak merontokan rumah, maka secepat mungkin lakukan tes," sebut Emon.
"Dulu, harus berat dulu sakitnya baru diobati. Sekarang, begitu ketahuan, diobati supaya jangan berkembang dan menularkan. Kalau diobati sebenarnya melakukan pencegahan," ungkapnya.
Baca Juga: Wow, Thailand sembuhkan pasien virus corona dengan kombinasi antivirus flu dan HIV
Sementara Miss Universe 2015 sekaligus UNAIDS Goodwill Ambassador for Asia and the Pacific Pia Wurtzbach mengimbau semua orang khususnya perempuan untuk segera melakukan tes HIV.
Jika hasil tes positif, maka bisa mencari dan mendapatkan penanganan yang tepat. Misalnya, dapat segera meminum obat antiretroviral (ARV). M
Melalui pengobatan ARV yang konsisten, perempuan yang hidup dengan HIV bisa hidup sehat, bahkan menikah, merencanakan kehamilan, serta mencegah penularan HIV pada buah hati.
Jika hasilnya negatif, tetap teredukasi untuk melindungi diri dan orang-orang tercinta dari HIV. "Ini harus menjadi bagian dari cek kesehatan tahun kita. Saranku, lakukanlah satu kali setiap tahun," ungkap Pia.
Baca Juga: Pertamina cegah penyebaran virus HIV/AIDS di Bali
Penulis: Nabilla Tashandra
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kapan Sebaiknya Melakukan Tes HIV?"
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News