Sumber: Kementerian Kesehatan RI,Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Dilansir dari Kompas.com, Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Piprim Basarah Yanuarso menyarankan masyarakat untuk berkonsultasi kepada tenaga kesehatan untuk pemberian obat pada anak. Ia juga menyarankan, apabila anak demam, lebih baik tidak terburu-buru diberikan obat paracetamol atau penurun demam tetapi dengan memberinya kompres hangat terlebih dahulu.
“Demam itu kan sebenarnya mekanisme pertahanan tubuh untuk mengusir virusnya. Kalau anak demam sebetulnya sedang ada proses peperangan dalam tubuhnya untuk mengusir virusnya. Mungkin bisa kita upayakan dengan kompres hangat dulu ya,” kata dia.
Obat penurun panas
Dilansir dari Kompas.com, demam yang menjadi gejala penyakit tidak berbahaya sebetulnya tidak perlu diobati. Pasalnya, apabila setiap kali demam seseorang minum obat penurun panas, hal itu bisa menghentikan kerja tubuh normal dalam melawan kuman dan meningkatkan imunitas.
Jadi, sebaiknya pada kondisi tertentu saja obat penurun panas perlu dikonsumsi. Misalnya, demam berpotensi menyebabkan risiko buruk seperti dehidrasi dan kejang jika dibiarkan. Pada bayi, obat demam bisa diberikan ketika mereka rewel dan kurang istirahat.
Setidaknya ada dua jenis obat penurun panas yang bisa diberi bebas tanpa resep dokter selain paracetamol. Obat penurun panas tersebut ibuprofen dan aspirin.
Aturan penggunaan obat demam
1. Ibuprofen
Selain sebagai obat demam, ibuprofen juga obat meredakan peradangan atau inflamasi dan nyeri di tubuh. Dilansir dari Buku Orangtua Cermat Anak Sehat (2012) karya dr. Arifianto, Sp.A, ibuprofen hanya boleh digunakan pada anak berusia di atas enam bulan dan tidak boleh diberikan kepada seseorang dengan gejala muntah berulang.
Salah satu efek samping ibuprofen adalah iritasi pada saluran cerna dan menyebabkan muntah, sehingga dikhawatirkan jika diberikan kepada anak demam dengan muntah khususnya, justru akan memperberat gejala muntah.
2. Aspirin
Selain sebagai obat demam, aspirin bisa dimanfaatkan juga sebagai obat meredakan nyeri ringan hingga sedang, seperti sakit kepala, sakit gigi, nyeri otot, pilek, dan arthritis. Namun, jangan pernah memberikan aspirin pada anak yang demam karena memiliki efek samping seperti mual, muntah, perdarahan saluran cerna, dan yang terberat adalah sindom Reye.
Perlu diperhatikan bahwa dalam mengonsumsi dua obat penurun panas ini jangan pernah digabung atau dilakukan secara bersamaan. Sebaiknya gunakan salah satu obat penurun panas ini saja. Jika kedua jenis obat demam ini dikonsumsi dalam waktu bersamaan atau berdekatan, berisiko menimbulkan overdosis.
Sementara untuk aspirin, sebaiknya tidak menggunakan obat demam tanpa saran dokter karena punya efek samping yang lebih banyak, terlebih oleh anak-anak.
Sebagian artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Jenis Obat Sirup yang Disetop oleh Kemenkes",
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News