kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   12.000   0,80%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Saat pandemi corona alami demam dan batuk, kapan harus ke dokter?


Rabu, 20 Januari 2021 / 14:19 WIB
Saat pandemi corona alami demam dan batuk, kapan harus ke dokter?
ILUSTRASI. Orang-orang di malam Tahun Baru di tengah wabah penyakit virus corona (COVID-19), di Marina Bay, Singapura, 1 Januari 2021.


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

Hanya, “Jelas lebih baik kurangi aktivitas Anda jika Anda tahu Anda memiliki gejala pilek atau flu tetapi belum mau ke dokter,” sebut Cook.

Gejala virus corona juga mirip dengan alergi biasa atau penyebab non-infeksius lainnya, seperti batuk, sakit tenggorokan atau pilek, Presiden Perhimpunan Mikrobiologi dan Infeksi Klinis Asia Pasifik Paul Tambyah mengatakan.

"Itulah mengapa, yang terbaik adalah pergi ke dokter yang akan mengetahui apakah Anda seseorang dengan kecenderungan untuk alergi rinitis atau penyebab lain dari gejala tersebut," ujarnya.

Sementara banyak orang dengan gejala ringan mungkin ragu untuk mengunjungi dokter, para ahli dan dokter mengimbau individu untuk tetap waspada dan melakukan pemeriksaan jika gejala memang muncul.

Baca Juga: WHO: Pendekatan saya yang pertama dapat vaksin corona hanya memperpanjang pandemi

Tapi, “Saya cukup yakin, saat ini, kebanyakan orang dengan gejala pilek atau flu ringan sebenarnya tidak memiliki Covid-19, tetapi beberapa infeksi lain,” ungkap Cook.

“Namun, risikonya ada, dan sementara sebagian besar infeksi COVID-19 ringan akan sembuh dengan sendirinya, ada risiko nyata dan substansial yang mungkin menyebar ke seseorang yang rentan yang bisa sakit parah,” imbuhnya.

Dengan gejala ringan untuk segera diuji 

Meski begitu, Tambyah bilang, mungkin "sulit" untuk memutuskan kapan harus ke dokter jika pasien memiliki gejala virus corona yang tidak spesifik.

"Menurut saya, pendekatan terbaik adalah beristirahat sehari dan jika tidak lebih baik keesokan harinya, temui dokter. Tentu saja, jika seseorang bekerja di perusahaan yang berisiko tinggi, bahkan untuk istirahat sehari, maka tidak ada pilihan kecuali menemui dokter pada hari pertama," katanya.

Baca Juga: Peringatan WHO: Kematian global akibat virus corona bisa 100.000 per minggu



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×