kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,31   -15,20   -1.62%
  • EMAS1.345.000 0,75%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Punya gejala sama, kenali perbedaan nyeri sendi akibat asam urat dengan autoimun


Rabu, 23 Desember 2020 / 11:36 WIB
Punya gejala sama, kenali perbedaan nyeri sendi akibat asam urat dengan autoimun


Reporter: kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ada gejala yang sama-sama dirasakan oleh penderita rematik asam urat dan autoimun. Yakni, rasa sakit yang menyerang persendian tubuh. 

Memiliki gejala yang sama, tak jarang membuat orang salah mengira. Guru Besar Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan (FKKMK) Universitas Gadjah Mada (UGM) Prof. Nyoman Kertia menyampaikan pemaparan tentang hal-hal yang perlu diketahui masyarakat tentang penyakit rematik asam urat dan autoimun. 

"Kedua penyakit itu memang sama-sama menyerang persendian tubuh," paparnya. 

Prof. Nyoman menjelaskan bahwa rematik asam urat dan autoimun memiliki gejala yang berbeda. Ia menyatakan bahwa kedua penyakit itu memang sama-sama menyerang persendian tubuh, namun untuk rematik cenderung hanya menyerang sebagian persendian, umumnya di jari-jari kaki.

Sementara Autoimun menyerang lebih menyeluruh persendian di tubuh. 

Baca Juga: Asam urat kumat? Cengkeh bermanfaat sebagai obat herbal untuk asam urat

Penyebab dan penanganan asam urat 

Selain gejala, ia menjelaskan bahwa rematik asam urat disebabkan oleh beberapa faktor. 

Penyakit tersebut bisa disebabkan faktor dari dalam, yakni secara genetik dan akibat kondisi penyakit lain. Namun, bisa pula disebabkan dari luar yaitu dari pola konsumsi. 

“Penyakit yang menyerang persendian ini bisa diderita oleh seseorang yang sering mengonsumsi makanan mengandung purin. Hal itu seperti jeroan, otak, kacang-kacangan, kobis, kangkung, emping, durian, dan nanas,” terangnya. 

Baca Juga: Penderita asam urat harus menghindari konsumsi sayuran, apa benar?

Sementara untuk Autoimun, Nyoman menyebut juga disebabkan faktor dari dalam, seperti etnis, genetik, dan gender (wanita lebih rawan).

Kemudian, faktor dari luar, yakni lingkungan (cahaya matahari, bahan kimia, dan infeksi virus atau bakteri). 

Untuk penanganannya, Nyoman mengungkapkan bahwa obat untuk kedua penyakit sudah ditemukan. Namun, untuk Autoimun memang cenderung lebih lama dan agak susah penyembuhannya, utamanya untuk jenis turunan lupus. 

Baca Juga: Rekomendasi makanan dan minuman untuk penderita asam urat

“Rematik yang disebabkan oleh dampak penyakit lain lebih mudah diobati. Semisal kanker, maka kankernya diperbaiki maka akan sembuh dengan sendirinya,” terangnya. 

Meski tergolong penyakit umum, Nyoman memberikan sejumlah saran agar masyarakat terhindar dari penyakit tersebut. Untuk rematik, kata dia, usahakan untuk menghindari atau mengurangi konsumsi makanan yang mengandung purin tadi. 

Baca Juga: Cegah serangan asam urat, ini makanan yang perlu dikonsumsi penderita

Ia juga mengingatkan bahwa semakin gemuk seseorang, juga semakin naik risiko terkena rematik. Lalu, untuk Autoimun, ia mengingatkan agar tidak sering terkena infeksi, jangan stres, jangan terlalu capek dan cukup istirahat. 

Mengenai pola makan, ia menyebut bahwa sejauh ini belum ada penelitian atau temuan bahwa makanan tertentu bisa menyebabkan Autoimun.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pakar UGM: Ini Beda Nyeri Sendi akibat Asam Urat dan Autoimun"
Penulis : Ayunda Pininta Kasih
Editor : Ayunda Pininta Kasih

Selanjutnya: Rasa nyeri akibat asam urat sangat mengganggu, redakan dengan 6 cara ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×