kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Protein Hewani Diperlukan Lawan Stunting di Indonesia


Jumat, 17 Februari 2023 / 10:10 WIB
Protein Hewani Diperlukan Lawan Stunting di Indonesia
ILUSTRASI. Protein hewani


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Ketua Umum APPNIA Vera Galuh Sugijanto dalam keterangan tertulisnya, menjelaskan pentingnya peran aktif bersama seluruh pemangku kepentingan hingga masyarakat, agar upaya pemerintah untuk mempercepat penurunan prevalensi stunting dapat berjalan sesuai target .

Pemenuhan gizi seimbang di dalam keluarga menjadi faktor utama yang akan menentukan keberhasilan program penanganan stunting di Tanah Air.

Disampaikan Vera, visi dan misi APPNIA sendiri adalah untuk membantu peningkatan status gizi masyarakat khususnya ibu dan anak dalam 1000 hari pertama kehidupan. Caranya melalui penyediaan layanan dan akses terhadap pangan bergizi, terjangkau,dan berkualitas dengan tetap mendukung program pemerintah, termasuk program penurunan prevalensi stunting, melalui berbagai program yang sesuai dengan etika berusaha yang baik.  

Baca Juga: Stunting Menurut WHO adalah Masalah Kurang Gizi Kronis, Ini Dampak dan Pencegahannya

APPNIA juga senantiasa mendukung  pemenuhan gizi di Indonesia untuk mencapai visi Generasi Emas 2045 sebagai kekuatan utama bangsa Indonesia untuk menjadi bangsa yang besar dan maju di tahun 2045. Untuk mencapai generasi masa datang yang sehat dengan kemampuan intelegensi yang kuat, dibutuhkan asupan nutrisi yang optimal.

“Ini tentunya mimpi bagi kita semua, agar Indonesia bisa menjadi bangsa yang jauh lebih besar, dan jauh lebih sehat, yang benar-benar terlihat di peta dunia,” sambungnya.

Vera memaparkan bahwa pihaknya pun secara konsisten melakukan inovasi, peningkatan mutu dan fortifikasi produk demi mendukung program pemenuhan zat gizi masyarakat.

Disampaikan Vera, salah satu wujud nyata atas dukungan APPNIA terhadap pemenuhan gizi dan pencegahan stunting, saat ini beberapa perusahaan anggota APPNIA telah berkolaborasi dengan pemerintah dan berbagai pemangku kepentingan terkait dalam melakukan berbagai program berkelanjutan di tingkat komunitas berupa program edukasi, peningkatan kapasitas, maupun intervensi pemenuhan gizi yang dilakukan di berbagai daerah sesuai dengan rujukan ilmiah yang berdasar.

APPNIA pun berkomitmen untuk mendukung program ASI Eksklusif dimana dibuktikan dengan  adanya kemudahan bagi para karyawan perusahaan anggota APPNIA, untuk mendapatkan cuti melahirkan agar fokus merawat buah hati.

Perusahaan anggota APPNIA juga telah menerapkan kebijakan cuti melahirkan bagi ibu bekerja selama tiga sampai enam bulan agar ibu dapat mengupayakan pemberian ASI eksklusif bagi bayinya, serta penyediaan Ruang Laktasi pada kantor dan pabrik perusahaan anggota Appnia. Sebagian anggota APPNIA juga menerapkan cuti bagi ayah agar dapat mendampingi  ibu dalam masa menyusui.

“Karena kami sadar bahwa gizi yang baik, didukung dengan gaya hidup sehat dan edukasi kesehatan yang menyeluruh akan menciptakan anak Indonesia yang sehat, tangguh, cerdas, serta terbebas dari stunting,” tegas Vera.

Seperti diketahui bahwa Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin mengingatkan, risiko stunting erat kaitannya dengan asupan gizi, terutama kurangnya asupan protein hewani. Ia mengingatkan, sejak masih dalam kandungan hingga masa pertumbuhan, asupan gizi harus diperhitungkan.

Baca Juga: Cara Mencegah Stunting Anak dan Contoh Menu MPASI Sesuai Usia Buah Hati

Menurut Menkes, masa paling rawan anak-anak mengalami stunting adalah di atas usia 6 bulan yakni ketika anak mulai mendapat makanan tambahan. Menurutnya, salah satu asupan penting yang harus ada dalam makanan tambahan adalah protein hewani. Mulai dari telur, ikan atau ayam.

Budi berharap, Hari Gizi Nasional (HGN) menjadi momentum untuk meningkatkan kesadaran masyarakat Indonesia untuk melakukan upaya pencegahan stunting melalui pemenuhan gizi seimbang pada anak.

“Tidak hanya memberikan protein hewani pada anak, berat dan tinggi badan anak juga harus dipantau secara berkala di Posyandu. Ini penting untuk melihat keberhasilan intervensi sekaligus upaya deteksi dini masalah kesehatan gizi sehingga tidak terlambat ditangani,” terang Menkes.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×