kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45924,35   -7,01   -0.75%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

​Pertusis atau batuk rejan: gejala, komplikasi, penularan, pencegahan, dan pengobatan


Rabu, 27 Oktober 2021 / 11:44 WIB
​Pertusis atau batuk rejan: gejala, komplikasi, penularan, pencegahan, dan pengobatan


Penulis: Virdita Ratriani

Cara mencegah agar tidak tertular batuk rejan atau pertusis adalah dengan pemberian vaksin atau imunisasi secara tepat waktu. Biasanya, imunisasi pertusis dilakukan sejak anak masih bayi yakni pada usia 2, 3, dan 4 bulan. 

Dikutip dari laman Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), booster diperlukan pada usia 1,5 tahun dan 5 tahun. Imunisasi pertusis adalah imunisasi wajib bagi bayi dan anak dalam program imunisasi nasional yakni imunisasi DPT atau Difteri, Pertusis, dan Tetanus. 

Bagi bayi, biasanya memerlukan dua atau tiga kali imunisasi pertusis agar bisa terlindungi dari penyakit batuk rejan. Oleh karena ini, penting sekali bayi dijauhkan dari penderita batuk rejan agar tidak tertular.

Cara mendiagnosis dan mengobati pertusis atau batuk rejan 

Biasanya cara yang dilakukan untuk mendiagnosis batuk rejan atau pertusis adalah dengan pengambilan sampel dari hidung (swab) atau tes darah. 

Lantas, cara mengobati pertusis yakni menggunakan antibiotik khusus, biasanya azithromycin, erythromycin atau clarithromycin digunakan untuk merawat pertusis.

Antibiotik ini dapat mencegah menularnya bakteri penyebab penyakit pertusis kepada orang lain.

Selanjutnya: Imunisasi lengkap untuk anak, berikut tahapannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×