Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Handoyo
Kehadiran pandemi ini, menurut Rina, seharusnya dapat membuat industri kesehatan memperkuat kualitas layanan di rumah sakit kita sehingga kepercayaan itu dapat kembali. Rina mengatakan Eka Hospital Group aktif menjalin kolaborasi dengan berbagai pihak, terutama kepada akademisi dan pemerintahan.
“Kita perlu membangun ekosistem health care. Sudah tidak zamannya kita bekerja sendiri-sendiri. Kita semua partner. Di ekosistem tersebut, ada health care provider, ada rumah sakitnya, ada farmasinya, ada live sciences-nya karena kita harus maju juga di bidang Live sciences-nya, kemudian ada lagi satu unsur yakni payer. Payer ini bisa pemerintah, asuransi, atau lembaga-lembaga lain. Player ini punya peranan penting untuk mengubah kebiasaan masyarakat,” papar Rina.
Chief Commercial Officer SehatQ Andrew Sulistya. Andrew mengatakan, layanan telemedikasi yang dijalankan oleh SehatQ berjalan dengan baik berkat kolaborasi di antara ekosistem kesehatan.
Hal tersebut terbukti saat sejumlah platform rintisan digandeng oleh Kementerian Kesehatan untuk memberikan pelayanan kesehatan bagi para pengidap Covid-19 yang melakukan isolasi mandiri sepanjang puncak gelombang kedua pada Juni–Agustus 2021 lalu.
Plt Direktur Jenderal Kefarmasian dan Alat Kesehatan Kementerian Kesehatan Arianti Anaya mengatakan, kolaborasi ini memang menjadi visi dari pemerintah terkait kefarmasian dan alat kesehatan.
Untuk mendorong hal ini, pemerintah telah menyiapkan sejumlah regulasi di antaranya adalah ambang batas Tingkat Komponen Dalam Negeri (TKDN) yang saat ini tengah disusun bersama dengan Kementerian Perindustrian, baik untuk farmasi maupun alat kesehatan.
Kemenkes sendiri, menurut Arianti, telah menggulirkan enam pilar transformasi di bidang kesehatan, yakni transformasi pada layanan primer, transformasi layanan rujukan, transformasi sistem ketahanan layanan kesehatan, transformasi sistem pembiayaan kesehatan, transformasi sistem sumber daya manusia (SDM) kesehatan, dan transformasi di bidang teknologi kesehatan. Keenam pilar transformasi ini diharapkan selesai pada 2024 mendatang.
Untuk mewujudkan hal itu, Arianti bilang, harus melibatkan semua stakeholders. "Tinggal bagaimana kita membuat kolaborasi ekosistem yang baik di antara akademisi, pelaku industri, pemerintah, dan masyarakat, untuk mencapai tujuan transformasi itu bersama-sama," ujarnya.
Dalam hal ini industri tidak hanya BUMN, tetapi juga swasta. Demikian juga untuk layanan kesehatan, tidak hanya melibatkan rumah sakit pemerintah, tetapi juga penyedia jasa layanan kesehatan swasta karena tidak mungkin pelayanan kesehatan ini hanya mengandalkan layanan pemerintah.
Selanjutnya: WHO sebut, varian Delta sekarang kuasai kasus COVID-19 global
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News