kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Pengembang targetkan vaksin Covid untuk anak-remaja tersedia di pertengahan tahun


Minggu, 14 Februari 2021 / 10:14 WIB
Pengembang targetkan vaksin Covid untuk anak-remaja tersedia di pertengahan tahun
ILUSTRASI. Vaksinasi Covid 19 kepada tenaga kesehatan lanjut usia di RS Husada Utama, Senin (8/2). SURYA/AHMAD ZAIMUL HAQ


Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jumlah orang yang mendapat vaksinasi Covid-19 tembus angka 1 juta pada pekan ini. Mulai awal pekan ini juga, pemerintah memperluas kelompok sasaran vaksinasi pun diperluas. Tak hanya tenaga medis, tetapi juga warga yang sudah lanjut usia dan para petugas publik.

Mengutip situs Satgas Penanganan Covid-19, sudah ada 1.060.326 orang yang mendapatkan vaksinasi di tahap pertama per tanggal 13 Februari 2021. Catatan saja, tenaga medis merupakan sasaran vaksinasi tahap pertama.

Sedang untuk vaksinasi tahap kedua, yang menyasar orang lanjut usia dan tenaga publik, jumlah yang sudah mendapat injeksi vaksinasi sebanyak 415.486 orang. Angka tersebut per Jumat kemarin.

Baca Juga: Wartawan dan pekerja media masuk prioritas penerima vaksin tahap kedua

Saat ini, pemerintah menetapkan jumlah penduduk yang menjadi sasaran vaksinasi Covid 19 sebanyak 181.554.465 orang. Angka itu merujuk ke jumlah penduduk negeri ini yang berusia 18 tahun ke atas, dan tidak termasuk dalam kelompok yang dikecualikan.

Mereka yang masuk dalam kategori terakhir itu seperti ibu hamil, orang yang berstatus komorbid tidak terkontrol dan orang yang sudah terpapar Covid-19)

Anak-anak tidak termasuk dalam sasaran vaksinasi Covid-19 karena pada saat target vaksinasi tersebut disusun, pengembang vaksin baru melakukan ujicoba vaksin ke orang-orang dewas, atau mereka yang sudah berumur di atas 18 tahun.

Baca Juga: Tak ikuti vaksinasi Covid-19 bisa kena sanksi penghentian bansos hingga denda

Ada alasan mengapa para pengembang vaksin Covid-19 memilih melakukan ujiklinis terlebih dulu ke kelompok orang dewasa. Dalam kasus Covid-19, risiko mengalami gejala penyakit yang parah, hingga kematian semakin meningkat seiring dengan pertambahan usia. Demikian pendapat Paul Offit, profesor di Universitas Pennsylvania, sekaligus anggota di panel penasihat vaksin lembaga pengawas obat dan makanan di Amerika Serikat (FDA).

Setelah program vaksinasi untuk orang dewasa bergulir, kini pengembang vaksin mulai mengalihkan fokus mereka ke anak-anak. Tiga pengembang vaksin sudah menyatakan akan menggelar uji klinis terhadap mereka yang berusia lebih muda.

Satu dari pengembang itu adalah Pfizer dan BioNTech, yang telah mendapatkan izin edar darurat atas vaksinnya pada Desember lalu. Vaksin Pfizer yang sudah beredar itu didasarkan atas uji klinis ke orang yang telah berusia 16 tahun ke atas.

Kini, Pfizer dan BioNTech melakukan uji klinis atas remaja berusia 12 tahun hingga 15 tahun. Sebanyak 2.259 relawan remaja sudah direkrut Pfizer untuk uji klinis tersebut. Pfizer memperkirakan hasil ujicoba klinis baru tersedia pada musim panas.

“Pindah di bawah usia 12 tahun akan membutuhkan studi baru dan kemungkinan formulasi atau jadwal dosis yang dimodifikasi,” kata Keanna Ghazvini, juru bicara Pfizer, seperti dikutip NYTimes.com

Moderna, yang vaksinya mendapatkan lisensi di bulan Desember, juga menempuh jalur yang sama dengan Pfizer. Pada bulan Desember, Moderna mulai menguji vaksin itu ke remaja yang berusia di antara 12 hingga 17 tahun.

Baca Juga: Orang yang cacat atau meninggal akibat vaksin Covid-19 diberi santunan

Dengan merekrut 3.000 orang sukarelawan, Moderna berharap hasil pengujian akan diperoleh sekitar pertengahan tahun 2021, tutur Colleen Hussey, juru bicara Moderna, yang dikutip NYTimes.com.

Hasil penelitian tersebut akan menjadi bahan Moderna untuk menilai kelayakan pemberian vaksin pada anak usia 6 bulan hingga 11 tahun, di akhir tahun ini.

Universitas Oxford, yang bermitra dengan AstraZeneca, juga bersiap menggelar uji klinis vaksinnya ke kelompok umur yang lebih muda. Pengujian itu akan menentukan apakah vaksin efektif untuk anak-anak berusia antara 6 tahun dan 17 tahun, demikian pernyataan tertulis Oxford yang dikutip Reuters.

Baca Juga: Begini aturan teknis vaksinasi Covid-19 untuk orang dengan komorbid

Ketersediaan vaksin Covid 19 untuk anak-anak tentu berita yang ditunggu warga dunia. Jika anak-anak bisa mendapatkan vaksin, maka persentase warga yang mendapat vaksin otomatis meningkat.

Namun yang patut diingat, ketersediaan vaksin tidak berarti berakhirnya penerapan protokol kesehatan. Kendati jumlah orang yang mendapat vaksinasi sudah tinggi, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan tidak boleh kendor.

Terbukti bahwa peredaran virus corona bisa dihambat, bahkan diputus, dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak. Menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas juga jitu untuk menekan peredaran virus corona.

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Harga minyak brent melonjak 5,21% sepekan, tertinggi sejak Oktober 2019

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×