Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
Kini, Pfizer dan BioNTech melakukan uji klinis atas remaja berusia 12 tahun hingga 15 tahun. Sebanyak 2.259 relawan remaja sudah direkrut Pfizer untuk uji klinis tersebut. Pfizer memperkirakan hasil ujicoba klinis baru tersedia pada musim panas.
“Pindah di bawah usia 12 tahun akan membutuhkan studi baru dan kemungkinan formulasi atau jadwal dosis yang dimodifikasi,” kata Keanna Ghazvini, juru bicara Pfizer, seperti dikutip NYTimes.com
Moderna, yang vaksinya mendapatkan lisensi di bulan Desember, juga menempuh jalur yang sama dengan Pfizer. Pada bulan Desember, Moderna mulai menguji vaksin itu ke remaja yang berusia di antara 12 hingga 17 tahun.
Baca Juga: Orang yang cacat atau meninggal akibat vaksin Covid-19 diberi santunan
Dengan merekrut 3.000 orang sukarelawan, Moderna berharap hasil pengujian akan diperoleh sekitar pertengahan tahun 2021, tutur Colleen Hussey, juru bicara Moderna, yang dikutip NYTimes.com.
Hasil penelitian tersebut akan menjadi bahan Moderna untuk menilai kelayakan pemberian vaksin pada anak usia 6 bulan hingga 11 tahun, di akhir tahun ini.
Universitas Oxford, yang bermitra dengan AstraZeneca, juga bersiap menggelar uji klinis vaksinnya ke kelompok umur yang lebih muda. Pengujian itu akan menentukan apakah vaksin efektif untuk anak-anak berusia antara 6 tahun dan 17 tahun, demikian pernyataan tertulis Oxford yang dikutip Reuters.
Baca Juga: Begini aturan teknis vaksinasi Covid-19 untuk orang dengan komorbid
Ketersediaan vaksin Covid 19 untuk anak-anak tentu berita yang ditunggu warga dunia. Jika anak-anak bisa mendapatkan vaksin, maka persentase warga yang mendapat vaksin otomatis meningkat.
Namun yang patut diingat, ketersediaan vaksin tidak berarti berakhirnya penerapan protokol kesehatan. Kendati jumlah orang yang mendapat vaksinasi sudah tinggi, disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan tidak boleh kendor.
Terbukti bahwa peredaran virus corona bisa dihambat, bahkan diputus, dengan menggunakan masker, mencuci tangan dengan sabun, serta menjaga jarak. Menjauhi kerumunan serta mengurangi mobilitas juga jitu untuk menekan peredaran virus corona.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Harga minyak brent melonjak 5,21% sepekan, tertinggi sejak Oktober 2019
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News