Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
Selanjutnya Soeprapto mengemukakan salah satu faktor yang menghambat kampanye 3T adalah ketakutan atas stigma masyarakat. Pemerintah perlu menghimbau masyarakat agar tidak mengucilkan pasien positif Covid-19, namun memberikan dukungan dan keprihatinan agar stigma negatif di mata publik bisa menghilang.
Menurut Monica ada beberapa strategi yang dilaksanakan pemerintah untuk memperkuat upaya perubahan perilaku di masyarakat yakni, kampanye 3M, sedangkan 3T dengan melakukan deteksi awal penyebaran Covid-19 dengan testing dan tracing yang tepat sasaran, sementara untuk treatment pemerintah memperkuat manajemen perawatan pada pasien COVID-19.
Baca Juga: Melihat cara direktur eksekutif Indef terapkan 3 M di kantornya
Meskipun vaksin Covid-19 nantinya sudah ditemukan dan bisa didistribusikan, perilaku 3M dan 3T harus tetap dijalankan. “Kalau misalkan mendapatkan vaksin Mei atau Juni (2021), kebiasan terhadap 3M dan 3T harus tetap kita jalankan sampai pemerintah benar-benar memberikan informasi bahwa Covid-19 sudah tidak ada”, kata Soeprapto.
Monica pun menambahkan. “ Jadi dengan 3M dan 3T sama pentingnya dan satu kesatuan, kita berupaya memutus mata rantai penularan Covid-19 dengan kita melindungi diri dan melindungi sesama”, tambah Monica.
“Saat ini 3M masih satu-satunya cara “vaksin” paling ampuh. Jadi kita harus konsisten dan jangan lengah untuk melakukan 3M. Bersamaan dengan itu kita semua serta masyarakat harus mendukung pelaksanaan 3T, terutama dalam hal testing. Karena apabila masyarakat tidak mau melakukan testing, maka tracing tidak akan terjadi”, tutup Soeprapto.
Selanjutnya: Murah banget, harga mobil bekas Toyota Agya generasi segini mulai Rp 70 juta saja
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News