kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Penelitian WHO, remaja di seluruh dunia malas olahraga


Senin, 25 November 2019 / 01:05 WIB
Penelitian WHO, remaja di seluruh dunia malas olahraga


Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati

KONTAN.CO.ID - Wolrd Health Organization (WHO) mengumumkan bahwa remaja di dunia tidak berolahraga secara cukup. Kondisi tersebut akan berdampak pada kondisi kesehatan mereka di masa depan.

Sekedar info, penelitian tersebut dilakukan oleh badan kesehatan PBB. Hasilnya, sekitar 81% remaja berusia 11-17 tahun tidak melakukan olahraga minimal satu jam per hari.

Olahraga yang dimaksud adalah bersepeda, jalan kaki, dan olahraga fisik lainnya.

Baca Juga: Hore! Obat influenza sudah ditemukan

Dalam penelitian tersebut, para ilmuwan mengumpulkan data dengan metode survei.

Mereka menyurvei 1,6 juta siswa di 146 negara dan wilayah dari tahun 2001-2015.

Fiona Bull, Spesialis aktivitas dan kesehatan sekaligus penulis pendamping laporan tersebut mengatakan empat dari lima remaja tidak dapat merasakan manfaat kesehatan sosial, fisik, dan mental dari aktivitas fisik biasa.

Para ilmuwan merasa hasil penelitian ini cukup meresahkan. Karena  olahraga berhubungan dengan fungsi jantung, pernafasan, kesehatan mentak, serta aktivitas kognitif para siswa.

Asal tahu saja, olahraga dan makan makanan sehat merupakan kunci untuk mengendalikan obesitas global.

Terlalu asik bermain gadget

Tim peneliti WHO menyatakan remaja malas berolahraga karena terlalu asik bermain dengan gadget.

Leanne Riley, Pakar Penyakit Gaya Hidup WHO menjelaskan para remaja jadi kurang bergerak karena terlalu lama duduk (memainkan gadget).   

Faktor lainnya yang memungkinkan membuat mereka kurang olahraga adalah buruknya infrastruktur dan ketidakamanan negaranya.

Baca Juga: Benarkah Rokok Menjadi Penyebab Utama Kanker Paru-Paru?

Secara global, penelitian tersebut tidak menemukan hubungan malas berolahraga dengan tingkat pendapatan suatu negara. Seperti di Korea Selatan, sekitar 94% remaja tidak melakukan olahraga fisik. Sedangkan, di Bangladesh, sekitar 66% remaja juga tidak melakukan olahraga dengan cukup saban harinya.

Olahraga berhubungan gender

Menariknya, penelitian ini mengungkapkan adanya hubungan olahraga dengan jenis kelamin. Hasil survei menyimpulkan sekitar 85% perempuan dan 78% laki-laki di dunia kurang berolahraga setiap harinya.

Hasil penelitian menyebutkan rendahnya aktivitas olahraga di Bangladesh karena anak perempuan sibuk dengan pekerjaan rumah tangga di sekitar rumahnya.

Baca Juga: Ini dia 10 daftar makanan yang baik untuk ginjal

Namun, di Afghanistan, Samoa, Tonga, dan Zambia remaja perempuan lebih aktif berolahraga daripada laki-laki.

Kesenjangan gender ini juga terkait dengan tradisi budaya negara yang mengharuskan anak perempuan tetap di rumah. Selain itu, di beberapa negara lainnya remaja perempuan tetap di rumah karena alasan keamanan.

"Banyak promosi aktivitas fisik yang lebih disesuaikan untuk laki-laki," kata Guthold.

Guthold menambahkan kesenjangan gender terbesar ditemukan di Amerika Serikat dan Irlandia. Remaja laki-laki di kedua negara tersebut lebih banyak berolahraga daripada perempuan.  

Hasil penelitian, menyebutkan perbedaan remaja laki-laki dan perempuan yang berolahraga lebih dari 15%.

Sumber : www.dw.com 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×