Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Jumlah kasus positif virus corona terus bertambah setiap hari. Belum adanya obat paten dan vaksin corona, menjadikan daya tahan tubuh sebagai senjata terakhir untuk melawan virus corona.
Menjaga asupan makanan merupakan hal yang penting untuk meningkatkan daya tahan tubuh agar tak mudah tertular penyakit di masa pandemi. Konsumsi pangan fungsional bisa menjadi alternatif untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Produk pangan fungsional yang sudah dikembangkan di Indonesia antara lain biscuit kaya serat rendah nutrisi berbasis beras merah, tepung mocaf atau ubi kayu, hingga mie pati yang aman dikonsumsi penderita diabetes melitus.
Dokter spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia Widjaya Lukito, menyebutkan, pangan fungsional bisa menjadi cara mudah untuk menjaga imunitas tubuh. “Masyarakat tidak perlu euforia dengan datangnya vaksin Covid-19. Alternatif terbaik adalah dengan pendekatan pangan dan gizi untuk menghadapi pandemi, karena itulah yang kita konsumsi sehari-hari,” katanya dalam acara webinar memperingati Hari Pangan Sedunia 2020 yang diadakan PT Indofood Sukses Makmur beberapa waktu lalu.
Baca juga: Lelang mobil dinas Honda City hanya Rp 20-an juta ditutup hari ini
Di masa pandemi Covid-19 yang berkepanjangan ini, ketahanan pangan jadi hal penting yang perlu diperhatikan untuk memastikan kebutuhan gizi masyarakat dan menjaga daya tahan tubuh. Dikatakan Prof. Dr. Ir. Purwiyatno Hariyadi, MSc, gangguan sistem distribusi di masa pandemi bisa mempengaruhi pola konsumsi dan status gizi, khususnya bagi populasi rentan.
“Stres pada sistem pangan bisa berakibat serius. Hubungan langsungnya, asupan pangan yang baik akan berikan gizi baik yang berguna bagi peningkatan daya tahan tubuh yang sangat perlu di masa pandemi,” katanya dalam acara yang sama.
Ditambahkan Purwiyatno, Tim Satgas Covid-19 telah mengidentifikasi bahwa daya tahan tubuh yang baik merupakan prasyarat cegah penularan Covid-19 penanganan covid. “Daya tahan tubuh yang baik juga meningkatkan peluang sembuh bagi mereka yang sakit Covid-19,” ujar tim pakar Indofood Riset Nugraha itu.
Pendekatan baru Menghadapi ancaman krisis pangan, menurut Widjaya Indonesia harus memiliki terobosan promosi nutrisi kesehatan dan pendekatan terbaru. “ Pangan fungsional bisa direkayasa sehingga kandungan gizinya bisa naik, misalnya telur diperkaya dengan omega 3,” ujar dokter dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia itu.
Indonesia miliki kekayaan pangan fungsonal yang luar biasa. Contohnya di Ambon sagu dianggap sebagai makanan pokok namun kurang dihargai. ”Padahal sagu ini memiliki kelebihan, indeks glikemik rendah namun tinggi serat sehingga baik bagi kesehatan usus,” katanya.
Baca juga: Perang Armenia vs Azerbaijan berpotensi meluas, negara ini sudah siaga di perbatasan
Sagu bisa mnejadi prebiotik yang memberi makanan untuk bakteri baik (mikrobiota) di usus. Demikian juga dengan pisang, yang tingkat kematangan berbeda maka beda pula fungsinya.
Direktur Indofood Franciscus Welirang, guna mengatasi malnutrisi, industri bisa melakukan fortifikasi pangan. “Beberapa produk Indofood telah difortifikasi seperti fortifikasi Iodium pada garam, zat besi dan asam folat untuk Tepung Terigu Bogasari dan vitamin A pada Minyak Goreng Bimoli. Langkah ini kami lakukan sebagai kontribusi dalam perbaikan gizi bangsa, disamping terus mengedukasi masyarakat tentang Gizi Seimbang,” jelasnya.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kenali Manfaat Pangan Fungsional untuk Daya Tahan Tubuh",
Editor : Lusia Kus Anna
Selanjutnya: Promo Tupperware Oktober 2020 segera berakhir, fancy bottle, mug, jug, canister dll
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News