Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
Dalam daftar Zoe Covid Symptom Study kehilangan penciuman sekarang menempati urutan ke-17. Artinya, gejala tersebut sudah relatif jarang terjadi di tengah gelombang varian Omicron.
Berbeda dengan kondisi pada Juni 2021 saat gelombang Delta menyerang, gejala kehilangan penciuman berada pada urutan ke-6.
Pada Maret 2021 sebelum gelombang Delta menyerbu, gejala kehilangan penciuman juga tinggi, dengan fakta setidaknya 60 persen orang dewasa Inggris usia 16-65 tahun mengalami gejala itu.
Negara-negara lain telah memperhatikan pola serupa. Laporan pada Desember 2021 dari CDC mengidentifikasi hanya 3 contoh kasus masih ada gejala hilangnya rasa atau bau di antara 43 kasus Omicron pertama yang dikonfirmasi di AS.
Di Norwegia, di antara orang yang terinfeksi Omicron melaporkan hanya 23 persen orang yang mengalami kehilangan indera perasa dan 12 persen kehilangan penciuman.
Baca Juga: Kapan Pandemi Covid-19 akan Berakhir? Ini Penjelasan WHO
Namun, 83 persen orang yang terinfeksi melaporkan mengalami batuk dan 78 persen mengalami pilek atau hidung tersumbat. Sebagian besar dari mereka adalah orang yang sudah vaksinasi dua dosis vaksin mRNA.
Siapa yang paling berisiko kehilangan penciuman dan indera perasa?
Mengutip Healthline, gejala Covid-19 berupa kehilangan penciuman dan indera perasa itu cenderung lebih rentan dialami oleh perempuan. Sementara pria, lebih kecil kemungkinan untuk kehilangan penciuman dan indera perasa.
Baca Juga: Jangan Senang Dulu Jika Kasus Covid-19 Dunia Melorot, Ini Kata WHO
Hal itu dikemukan oleh Mackenzie Hannum, seorang postdoctoral di Monell Chemical Senses Center di Philadelphia dan rekan-rekannya yang mengamati gejala Covid-19 tersebut.
“Wanita mungkin lebih rentan terhadap kehilangan indera perasa karena mereka secara umum lebih sensitif dari pada pria dan memiliki kapasitas sensorik yang lebih besar untuk hilang,” tulis para peneliti dalam jurnal "Chemical Senses".