kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45899,85   2,25   0.25%
  • EMAS1.378.000 0,95%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Operasi Pemasangan DBS pada Pasien Parkinson: Pengobatan Inovatif dan Harapan Baru


Rabu, 12 Juli 2023 / 06:42 WIB
Operasi Pemasangan DBS pada Pasien Parkinson: Pengobatan Inovatif dan Harapan Baru
ILUSTRASI. Operasi Pemasangan DBS pada Pasien Parkinson: Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N (kiri) dan Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas, Sp.BS dari Rumah Sakit (RS) Siloam.


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Treatment Pascaoperasi DBS pada Pasien Parkinson

Setelah pemasangan elektroda DBS, menurut Dr. dr. Rocksy Fransisca V. Situmeang, Sp.N, pasien tidak memerlukan pengobatan yang khusus . Umumnya pasien melaporkan kondisi yang lebih baik pasca operasi dan dapat mulai beraktivitas seperti biasa.

Baca Juga: Cara Terbaik Konsumsi Kunyit agar Efektif Menurunkan Asam Urat Tinggi

“Pasca operasi alat DBS masih dalam kondisi tidak aktif. Alat baru dinyalakan setelah1-2 minggu pasca operasi menunggu pemulihan luka pasca operasi. Selama masa pemulihan, pasien akan melakukan pemeriksaan medis secara teratur agar kondisinya terus termonitor dengan baik.” ujar dr. Rocksy.

“Agar stimulasi dapat berfungsi dengan baik, voltage (voltase) dari elektroda tersebut harus diatur secara tepat. Setiap pasien mungkin memiliki pengaturan stimulasi DBS yang berbeda-beda, tergantung pada respons terhadap stimulasi, keparahan gejala Parkinson, dan seiring bertambahnya usia dari pasien tersebut” lanjut dr. Rocksy.

Dalam pemrograman DBS yang dilakukan, ketika pasien merasa sudah nyaman dan pergerakan tubuhnya membaik, settingan sederhana tersebut mampu bertahan hingga berbulan-bulan bahkan sampai 1 tahun lebih sehingga pasien tidak perlu melakukan kontrol rutin untuk melakukan setting ulang terhadap DBS tersebut.

Pasien yang Tidak Dianjurkan Melakukan Pemasangan DBS Parkinson

dr. Rocksy menjelaskan secara singkat mengenai pasien yang tidak dianjurkan untuk dilakukan pemasangan DBS. Menurutnya, pasien tersebut tidak akan menerima efek yang diharapkan mengingat beberapa hal sebagai berikut:

1. Demensia derajat sedang berat, pasien dengan demensia sedang-berat dianjurkan untuk tidak menjalani operasi DBS karena dikhawatirkan tidak cocok dan mudah mengalami komplikasi sehingga efektivitas pengobatan itu sendiri menjadi terganggu.

2. Depresi sedang berat, pasien dengan depresi sedang-berat juga tidak dianjurkan untuk menjalani operasi DBS karena hasilnya tidak optimal. Tindakan fisioterapi dan terapi musik akan lebih membantu pasien parkinson dengan kondisi tersebut.

Baca Juga: Air Rebusan 3 Bahan Alami Ini Ampuh Menurunkan Hipertensi, Gula Darah & Kolesterol

3. Pasien Parkinson yang tidak merespon terhadap obat-obatan, beberapa pasien memang tidak merespon baik terhadap obat-obatan untuk parkinson. Dalam kasus ini, dokter akan mencoba mengombinasikan obat atau memberikan terapi alternatif untuk mengelola gejala tersebut.

Penting untuk berkonsultasi dengan dokter spesialis dan mendapatkan evaluasi menyeluruh sebelum memutuskan apakah DBS cocok untuk pasien tertentu. Ada alternatif pengobatan yang tersedia untuk gejala parkinson, dan dokter akan membantu memilih pengobatan yang paling tepat berdasarkan kondisi dan faktor risiko pasien.

DBS merupakan terobosan pada bidang pengobatan Parkinson sekaligus teknologi canggih yang dapat mengobati efek samping dan kekurangan fungsi obat-obatan dan memastikan pasien Parkinson mengalami peningkatan kualitas hidup. Meskipun ada risiko dan efek samping tertentu yang terkait dengan DBS, risiko tersebut minimal dibandingkan dengan pengobatan lain.

Selain itu, kontrol rutin juga perlu dilakukan setelah operasi untuk memastikan kelangsungan dari pengobatan. Walaupun komplikasi yang terkait dengan chip DBS mungkin terjadi, teknologi yang lebih canggih dapat membantu meminimalkan risiko tersebut serta memastikan kelangsungan dari pengobatan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×