Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penyakit Parkinson adalah gangguan neurologis yang umum terjadi pada populasi usia lanjut, dengan keluhan utama seperti gerakan melambat, gemetar (tremor), dan kekakuan pada sendi (rigiditas). Gejala-gejala ini dapat makin memberat seiring dengan pertambahan usia.
Operasi Deep Brain Stimulation (DBS) adalah salah satu prosedur yang dapat membantu memperbaiki gejala Parkinson dan meningkatkan kualitas hidup penyandang Parkinson.
Dr. dr. Made Agus Mahendra Inggas, Sp.BS dan Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N dari Rumah Sakit (RS) Siloam akan berbicara mengenai hal ini.
Deep Brain Stimulation pada Pasien Parkinson
Dokter spesialis saraf Siloam Hospitals Lippo Village Dr. dr. Rocksy Fransisca V Situmeang, Sp.N menyebutkan Operasi DBS atau pemasangan stimulasi saraf di dalam otak merupakan sebuah prosedur medis yang digunakan untuk mengatasi berbagai kondisi neurologis seperti penyakit Parkinson.
Prosedur ini melibatkan pemasangan elektroda tipis pada bagian tertentu dari otak, yang kemudian memberikan impuls listrik untuk meningkatkan fungsi motorik atau menghambat aktivitas yang berlebihan pada saraf.
“Elektroda ini terhubung ke generator yang ditanam di bawah kulit di dada. Generator ini mengirimkan sinyal listrik ke otak yang membantu mengurangi gejala Parkinson. Metode DBS adalah salah satu dari beberapa pengobatan yang tersedia untuk Parkinson dan telah terbukti efektif dalam mengurangi gejala," kata dr. Rocksy dalam keterangan resminya, Selasa (11/7).
Baca Juga: 7 Khasiat Biji Ketumbar Bagi Kesehatan, Salah Satunya Bisa Turunkan Gula Darah
Bagaimana DBS Memengaruhi Otak pada Pasien Parkinson?
dr. Rocksy menyebutkan elektroda DBS memancarkan impuls listrik yang bertujuan untuk mengatasi gejala Parkinson. Elektroda DBS bekerja dengan memberikan stimulus ke daerah otak tertentu yang terlibat dalam mengatur gerakan tubuh.
Sinyal ini membantu mengurangi tremor, kekakuan, dan kesulitan bergerak yang terkait dengan Parkinson. DBS juga dapat membantu mengurangi efek samping dari obat Parkinson yang digunakan untuk mengontrol gejala.
Keuntungan dari Deep Brain Stimulation pada Pasien Parkinson
dr. Rocksy menjelaskan, terdapat beberapa keuntungan dari DBS pada pasien Parkinson, antara lain:
1. Menurunkan intensitas gejala
Salah satu keuntungan dari prosedur DBS Parkinson adalah kemampuannya untuk menurunkan intensitas gejala. Beberapa tanda-tanda penyakit seperti tremor, kaku, gerakan lambat, dan ketidakmampuan untuk bergerak dapat dikurangi dengan DBS.
2. Mengurangi dosis obat
DBS dapat mengurangi dosis obat yang biasanya di konsumsi untuk mengobati penyakit Parkinson. Dosis obat yang dikonsumsi menjadi lebih sedikit sehingga dapat meminimalkan efek samping dari obat. Hal ini juga membantu meningkatkan kualitas hidup pasien.
Baca Juga: Moms Perlu Tahu! Ini Perbedaan Ilusi dan Halusinasi yang Perlu Dipahami
3. Prosedur yang aman
Pemasangan DBS tidak mempengaruhi kondisi kesehatan pasien secara keseluruhan. Area otak yang distimulus terbatas pada lokasi tertentu yang mempengaruhi gerakan, sehingga tidak mempengaruhi fungsi otak lainnya. Oleh karena itu, pasien dapat menjalani kegiatan sehari-hari dalam kondisi yang sama seperti sebelumnya.
4. Efektif dalam jangka waktu lama
Terapi DBS dapat terus efektif selama bertahun-tahun. Dokter biasanya akan melakukan pemeriksaan rutin pada pasien untuk memastikan stimulasi pada DBS tetap berjalan sesuai dengan program yang telah ditetapkan.
5. Prosedur yang dapat diatur dengan mudah
Terapi DBS dapat dengan mudah diatur sesuai dengan kebutuhan pasien. Ketika suatu program dimulai, pasien dapat memantau hasilnya dan berbicara dengan dokter tentang tingkat stimulasi yang diperlukan. Pasien dapat memulai terapi dengan tingkat stimulasi yang lebih rendah, dan meningkatkan dosis seiring berjalannya waktu.
“Melihat dari beberapa keuntungan di atas, DBS dapat menawarkan pengobatan yang aman dan efektif untuk gejala Parkinson. Namun, setiap pasien memiliki kondisi yang unik, oleh karena itu, sangat ditekankan untuk berkonsultasi dengan dokter sebelum memulai terapi DBS,” jelas dr. Rocksy.