Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
4. Konsumsi gula terlalu banyak
Penyebab double chin lainnya adalah terlalu sering mengonsumsi makanan dan minuman yang manis. Gula dapat mengubah cara kerja hormon dan reaksi biokimia di dalam tubuh apabila dikonsumsi secara berlebihan.
Hal ini dapat memengaruhi kenaikan berat badan. Selain itu, gula yang biasanya terdapat di makanan atau minuman yang diproses adalah gula fruktosa. Fruktosa yang berlebihan dapat mengganggu kadar insulin dalam tubuh, sehingga tubuh berisiko mengalami obesitas.
5. Kecanduan makanan
Rasa ingin makan terus menerus berpotensi berkembang menjadi kondisi kecanduan makanan. Orang-orang yang sudah terlanjur ketagihan dengan makanan seperti gula dan junk food semakin susah melepas diri dari rasa ingin makan tanpa henti.
Sebuah studi di bidang behavioral neuroscience menunjukkan bagaimana gula dapat meningkatkan produksi hormon dopamin pada otak.
Hormon ini serupa dengan yang dilepaskan saat manusia ketagihan alkohol dan narkoba. Konsumsi makanan manis yang berlebihan dapat memberikan efek kecanduan dan penderitanya pun kesulitan untuk lepas kebiasaan tersebut.
Baca Juga: Sistem imun justru bekerja saat tubuh terlelap
Kecanduan makanan adalah masalah yang lebih sulit diatasi dibanding rasa sekadar ingin makan enak. Tubuh yang sulit dikontrol menerima asupan makanan berpotensi mengalami obesitas, sehingga kecanduan makanan bisa jadi penyebab double chin.
6. Pengidap depresi yang mengonsumsi antidepresan
Beberapa jenis penyakit dan pengobatannya ternyata memiliki kaitan dengan penyebab double chin. Salah satunya adalah obat antidepresan yang biasanya diresepkan oleh dokter untuk pasien penderita depresi.
Bagaimana bisa? Penelitian dengan data dari National Population Health Survey menunjukkan bahwa kondisi major depressive disorder (MDE) dan pengobatan antidepresan dapat menaikan berat badan.
Hal ini berpotensi pada munculnya penumpukan lemak di beberapa bagian tubuh, termasuk dagu.