kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45997,15   3,55   0.36%
  • EMAS1.199.000 0,50%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengenal Long Covid yang bisa menjadi pandemi dalam pandemi


Jumat, 12 Februari 2021 / 23:35 WIB
Mengenal Long Covid yang bisa menjadi pandemi dalam pandemi


Sumber: Channel News Asia | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - JENEWA. Setelah sembuh dari Covid-19, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) menyatakan, beberapa penyintas masih terus mengalami gejala virus corona. Yang jadi masalah: penderita Long Covid belum banyak mendapat perhatian.

Padahal, studi menunjukkan, 1 dari 10 kasus Covid-19 berpotensi memiliki gejala virus corona yang berkepanjangan, satu bulan setelah infeksi. Yang berarti, jutaan orang mungkin menderita Long Covid alias mengalami gejala virus corona yang berkelanjutan.

Sedikit yang diketahui tentang mengapa beberapa orang, setelah melalui fase akut Covid-19, menderita gejala virus corona yang berkelanjutan, termasuk kelelahan, kabut otak, serta gangguan jantung dan neurologis.

Karena itu, Gail Carson, Director of Network Development International Severe Acute Respiratory and Emerging Infection Consortium (ISARIC) yang berbasis di Inggris, memperingatkan, "Long Covid bisa menjadi pandemi dalam pandemi".

Baca Juga: 6 Tempat berisiko tinggi penularan virus corona mengacu WHO

Lokasi isolasi pasien positif corona di Inggris

Tapi, dia bilang, penderitaan para pasien Long Covid tidak mendapat perhatian. Bahkan, bagi banyak orang yang tidak pernah harus menjalani perawatan di rumahsakit saat terjangkit virus corona, kondisi Long Covid "telah mengubah hidup" mereka.

"Orang-orang kehilangan pekerjaan, mereka kehilangan hubungan dengan sesama. Ada urgensi nyata untuk mencoba dan memahami ini (Long Covid)," ungkapnya, Selasa (9/2), seperti dikutip Channel News Asia.

Carson menyatakan, Long Covid pada anak-anak "bahkan kurang dikenali atau dihitung" dibanding pada orang dewasa. Dan, dia mengungkapkan, ada fakta "mengejutkan", hanya 45 dari sedikitnya 5.000 proyek Covid-19 yang mendapat pendanaan yang meneliti Long Covid.

Mendorong penelitian Long Covid

Karena itu, WHO pun mendorong penelitian, pengakuan, dan rehabilitasi yang lebih besar untuk para penderita Long Covid. 

Direktur Jenderal WHO Tedros Adhanom Ghebreyesus mengatakan, dengan mengalihkan perhatian pada pandemi virus corona ke kampanye vaksinasi, "Long Covid tidak boleh jatuh melalui celah".

Baca Juga: Gelar penyelidikan di Wuhan, tim WHO gagal identifikasi asal-usul virus corona




TERBARU

[X]
×