Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Jenis vaksin Covid-19 yang akan digunakan di negeri ini bertambah. Per akhir pekan lalu, Indonesia dua kali menerima pasokan vaksin Covid-19 buatan Sinopharm, dengan total dosis mendekati 1 juta.
Sebanyak 482.000 dosis vaksin dalam bentuk siap pakai, yang dikirimkan oleh Sinopharm China National Pharmaceutical, pertama kali tiba pada Jumat (30/4) kemarin. Di hari berikutnya, Indonesia mendapatkan vaksin buatan perusahaan yang sama sebanyak 500.000 dosis dari Pemerintah Uni Emirat Arab.
Mengutip keterangan yang termuat di website Satuan Tugas Penanganan Covid-19, vaksin Sinopharm yang terakhir diterima merupakan bantuan dari Pemerintah Persatuan Emirat Arab. "Itu menunjukkan kedekatan hubungan bilateral Indonesia dan Persatuan Emirat Arab," demikian pernyataan Satgas Covid-19.
Baca Juga: Tekankan protokol kesehatan, Jokowi sebut Covid belum usai
Sehari sebelum kedatangannya, tepatnya pada 29 April, vaksin Sinopharm mendapatkan izin penggunaan darurat alias emergency use of authorization (EUA) dari Badan Pengawas Obat dan Makanan (Badan POM). Dalam konferensi pers secara virtual, Kepala BPOM Penny K Lukito menyatakan, efikasi vaksin Covid-19 buatan Sinopharm sebesar 78%.
Pemberian EUA kepada vaksin Sinopharm, disebut Penny, merupakan hasil dari proses evaluasi yang dilakukan Badan POM bersama Komite Nasional Penilai Vaksin Covid-19, Indonesia Technical Advisory Group on Immunization dan para ahli.
Dia menambahkan, vaksin Sinopharm bisa diberikan ke mereka yang sudah berusia 18 tahun hingga lanjut usia. Agar bisa memberikan kekebalan terhadap virus corona, vaksin harus diberikan melalui penyuntikan dalam dua dosis, dengan selang waktu antara 21 hari hingga 28 hari.
Efek samping yang dapat timbul akibat penyuntikan vaksin Sinopharm bersifat ringan, seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk. "Dari aspek keamanan, ini dapat ditoleransi dengan baik," ucap dia.
Jurubicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan, 500.000 dosis vaksin Sinopharm akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong. "Kalau mulai [vaksinasinya], kita tunggu dari Kadin atau Biofarma dan BUMN ya," ujar Nadia, seperti dikutip Kontan.co.id, Minggu (2/5).
Program vaksinasi gotong royong diperkirakan akan dimulai bulan ini juga. "Kita berharap segera. Mudah-mudahan bisa di bulan Mei ini, untuk tanggal belum ada, kita tunggu saja," ujar Bambang Heriyanto, jurubicara Vaksinasi dari PT Bio Farma kepada kontan.co.id.
Baca Juga: Tambah Moderna, ini 5 vaksin virus corona terdaftar di WHO untuk penggunaan darurat
Mengutip NYTimes.com, vaksin yang dikembangkan Sinopharm bersama Beijing Institute of Biological Product (BIBP) termasuk vaksin yang berasal dari virus yang telah dimatikan. Per 1 Mei, vaksin Sinopharm telah digunakan di 35 negara, berdasarkan data dari situs Our World in Data yang diolah NY Times.
Jika merujuk ke lansekap pengembangan virus corona yang dikelola Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Sinopharm mengembangkan vaksin Covid-19 dengan dua lembaga penelitian di negerinya. Selain bermitra dengan BIBP, Sinopharm juga melakukan pengembangan vaksin Covid-19 dengan Wuhan Institute of Biological Product.
Kehadiran vaksin Sinopharm tentu akan membantu kelancaran program vaksinasi di negeri ini. Bergulirnya program vaksinasi plus disiplin penerapan protokol kesehatan merupakan jurus jitu untuk memutus penyebaran virus corona.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Stok Dunia Terbatas, Pemerintah Prioritaskan Vaksin Corona dari China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News