Reporter: Thomas Hadiwinata | Editor: Thomas Hadiwinata
Efek samping yang dapat timbul akibat penyuntikan vaksin Sinopharm bersifat ringan, seperti bengkak, kemerahan, sakit kepala, diare, nyeri otot, atau batuk. "Dari aspek keamanan, ini dapat ditoleransi dengan baik," ucap dia.
Jurubicara Vaksinasi Covid-19 dari Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Siti Nadia Tarmizi menyatakan, 500.000 dosis vaksin Sinopharm akan digunakan untuk program vaksinasi gotong royong. "Kalau mulai [vaksinasinya], kita tunggu dari Kadin atau Biofarma dan BUMN ya," ujar Nadia, seperti dikutip Kontan.co.id, Minggu (2/5).
Program vaksinasi gotong royong diperkirakan akan dimulai bulan ini juga. "Kita berharap segera. Mudah-mudahan bisa di bulan Mei ini, untuk tanggal belum ada, kita tunggu saja," ujar Bambang Heriyanto, jurubicara Vaksinasi dari PT Bio Farma kepada kontan.co.id.
Baca Juga: Tambah Moderna, ini 5 vaksin virus corona terdaftar di WHO untuk penggunaan darurat
Mengutip NYTimes.com, vaksin yang dikembangkan Sinopharm bersama Beijing Institute of Biological Product (BIBP) termasuk vaksin yang berasal dari virus yang telah dimatikan. Per 1 Mei, vaksin Sinopharm telah digunakan di 35 negara, berdasarkan data dari situs Our World in Data yang diolah NY Times.
Jika merujuk ke lansekap pengembangan virus corona yang dikelola Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), Sinopharm mengembangkan vaksin Covid-19 dengan dua lembaga penelitian di negerinya. Selain bermitra dengan BIBP, Sinopharm juga melakukan pengembangan vaksin Covid-19 dengan Wuhan Institute of Biological Product.
Kehadiran vaksin Sinopharm tentu akan membantu kelancaran program vaksinasi di negeri ini. Bergulirnya program vaksinasi plus disiplin penerapan protokol kesehatan merupakan jurus jitu untuk memutus penyebaran virus corona.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Stok Dunia Terbatas, Pemerintah Prioritaskan Vaksin Corona dari China
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News