Penulis: Tiyas Septiana
KONTAN.CO.ID - Obat antibiotik cukup sering diresepkan oleh dokter ketika pasien sedang sakit.
Obat antibiotik, bersumber dari Medical News Today, adalah obat yang berfungsi menghambat pertumbuhan bakteria.
Artinya antibiotik diberikan untuk mengatasi penyakit-penyakit yang disebabkan oleh bakteri.
Jika penyakit tersebut disebabkan oelh virus, maka obat yang diberikan adalah antivirus bukan antibiotik.
Baca Juga: Apa Perbedaan Makhluk Hidup dengan Benda Mati? Ini 8 Ciri-Ciri Makhluk Hidup
Apa itu antibiotik?
Pemberian antibiotik merupakan salah satu jenis pengobatan yang efektif mengatasi penyakit tertentu dengan dosis yang wajar.
Jenis antibiotik yang pertama kali ditemukan adalah penisilin. Obat ini merupakan antibiotik alami yang ditemukan oleh Alexander Fleming pada tahun 1928.
Bersumber dari situs Alodokter, berikut ini adalah jenis-jenis antibiotik dan obat-obatan yang masuk dalam golongannya:
- Penisilin: Amoxicillin, Ampicillin, Oxacillin, Penicillin G, Penicillin VK
- Sefalosprin: Cefaclor, Cefadroxil, Cefdinir, Cefprozil, Cefepime.
- Aminoglikosida: Paromomycin, Amikacin, Gentamicin, Tobramycin, Kanamycin, Neomycin
- Tetrasiklin: Demeclocycline, Doxycycline, Minocycline Oxytetracycline Tetracycline HCl Tigecycline
- Makrolid: Azithromycin, Clarithromycin, Erythromycin
- Quinolone: Ciprofloxacin infus dan tablet, Ciprofloxacin tetes mata, Ciprofloxacin tetes telinga, Levofloxacin, Moxifloxacin, Norfloxacin, Ofloxacin, Ofloxacin tetes mata, Ofloxacin tetes telinga
- Sulfa atau Sulfonamida: Sulfamethoxazole, Sulfadiazine, Sulfacetamide, Cotrimoxazole
- Lincosamide: Clindamycin, Lincomycin,
- Glicopeptide: Vancomycin
- Carbapenem: Meropenem, Ertapenem, Imipenem-Cilastatin, Doripenem, Biapenem
Baca Juga: 8 Rekomendasi Makanan untuk Penderita Stroke
Dosis dan efek samping antibiotik
Sama seperti obat-obatan lainnya, penggunaan obat antibiotik harus sesuai dengan resep dokter.
Penggunaan antibiotik yang tidak sesuai dengan dosis yang dianjurkan bisa menimbulkan masalah kesehatan yang lainnya.
Jangan menghentikan atau menambah dosis antibiotik tanpa berkonsultasi dengan dokter.
Bersumber dari situs Siloam Hospital, menghentikan pengobatan antibiotik bisa menyebabkan resistensi antibiotik atau kekebalan antibiotik.
Jika tubuh sudah kebal dengan antibiotik, tubuh tidak bisa lagi merespon obat ini secara maksimal.
Efek samping ringan dari antibiotik yang bisa timbul diantaranya yakni:
- Kantuk
- Pusing hingga terasa ingin pingsan
- Mual dan muntah
- Diare
- Perut kembung atau gangguan pencernaan
- Sakit perut
- Hilang nafsu makan
- Kandidiasis pada kelamin, khususnya pada wanita.
Selain itu, antibiotik juga bisa menimbulkan efek samping yang cukup serius seperti:
- Infeksi Clostridium difficile, yang bisa ditandai dengan diare berat, kram perut, dan darah atau lendir pada tinja
- Reaksi alergi obat, yang bisa ditandai dengan sulit bernapas, atau bengkak di bibir maupun kelopak mata, setelah menggunakan antibiotik
Jika Anda mengalami efek samping di atas, segera temui dokter untuk mendapatkan penanganan lebih lanjut.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News