Reporter: Tri Sulistiowati | Editor: Tri Sulistiowati
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Mie makanan yang disukai oleh semua kalangan. Namun, benarkah makan mie dengan nasi bisa memicu penyakit diabetes dan jantung?
Salah satu kontroversi yang kerap kali muncul terkait makan mi adalah boleh tidaknya mi dicampur dengan nasi.
Baca Juga: Menurunkan Asam Urat Tinggi Sampai Mencegah Kanker, Ini Manfaat Daun Kari yang Mungil
Belakangan, sebuah unggahan yang menyebut makan mi dicampur nasi ternyata berbahaya, viral di media sosial Twitter.
Unggahan tersebut diunggah oleh akun base Twitter @tanyarlfes. "Semoga bermanfaat. Ayo kebiasaan makan mie dicampur nasi segera dikurangin, kalau perlu dihentikan. Demi kesehatan kalian juga," tulis akun tersebut.
Unggahan tersebut juga melampirkan sebuah video yang menyampaikan bahaya makan mi dicampur nasi.
Di mana sejumlah poin yang disampaikan terkait bahaya makan mi dengan nasi yakni sebagai berikut:
Nasi dan mi sama-sama mengandung glukosa yang harusnya menjadi sumber energi, namun jika berlanjut, kandungan gula bisa meningkat dan bisa menyebabkan diabetes.
Kebiasaan makan mi dan nasi bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah dan jantung karena kandungan natrium mi memicu tekanan darah tinggi.
Sebaiknya mi tidak dicampur dengan nasi namun sebaiknya dicampur dengan sayur dan daging.
Lantas benarkah mengonsumsi mi dengan nasi bisa meningkatkan risiko diabetes?
Risiko makan mi campur nasi menurut ahli Ahli gizi Dr. dr. Tan Shot Yen, M.Hum saat dihubungi membenarkan bahwa makan mi dicampur nasi sebaiknya dihindari karena bisa menimbulkan dampak yang tidak baik.
Ia menjelaskan, mi adalah produk ultra proses yang berisiko menggantikan pangan utuh dengan karbohidrat yang lebih baik.
Sehingga, jika mi dicampur dengan nasi maka akan dobel karbohidrat.
"Keduanya kan sumber karbohidrat ya, bahkan mi terbuat dari tepung rafinasi terigu yang glikemik indeksnya tinggi, mudah membuat lonjakan gula darah," ujar Tan saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/1/2023).
Ia menjelaskan, karbohidrat rafinasi adalah bukan pangan utuh, di mana konsumsinya bisa membuat lonjakan gula darah sehingga berpotensi meningkatkan risiko diabetes.
Karbohidrat rafinasi menurutnya berbeda dengan beras pecah kulit, beras merah, beras coklat atau beras hitam di mana kulit arinya masih utuh sehingga lamban dicerna menjadi gula.
Adapun terkait informasi yang menyebut mi bisa menyebabkan risiko penyakit jantung dan pembuluh darah, ia menyebut seluruh karbohidrat rafinasi berisiko menyebabkan penyakit jantung serta pembuluh darah.
Meski demikian menurutnya, risiko tersebut juga ditunjang dengan gaya hidup yang buruk.
"Tapi kan bukan gara-gara makan mi saja (penyebab gangguan pembuluh darah dan jantung), tapi keseluruhan gaya hidup," terangnya.
Sementara itu, dihubungi terpisah, Ahli gizi dari FK-KMK Universitas Gadjah Mada (UGM), Harry Freitag Luglio Muhammad mengingatkan, setiap kali makan kita perlu memperhatikan keberadaan sayur dan lauk.
Adapun lauk tak harus daging, namun juga bisa telur, tahu atau tempe.
Menurutnya, mencampur nasi dengan mi akan menyebabkan konsumsi gizi yang tidak seimbang.
"Nasi sumber karbohidrat dan mi sumber karbohidrat. Jadi kurang zat gizi lain seperti protein lemak baik, vitamin dan mineral," terangnya saat dihubungi Kompas.com, Jumat (6/1/2023).
Terkait apakah konsumsi mi bisa menyebabkan gangguan pembuluh darah dan jantung, dirinya menilai tidak semua mi berbahaya.
"Yang bahaya adalah sering mengonsumsi mi instan yang berkadar garam tinggi," terangnya.
Ia menyebut, jika mi dibuat sendiri maka umumnya natrium tak akan banyak. "Jadi yang buat masalah penyakit jantung dan pembuluh darah bukan karena 'mi' nya tapi karena garam yang ada pada mi instan," kata dia.
Oleh karena itulah dia menyarankan ketika memilih mi sebaiknya pilih mi yang rendah garam.
"Sekarang sudah banyak pilihannya. Di label kemasan biasanya ada panduan berdasarkan nilai natrium pada mi instan," kata dia
Baca Juga: 7 Manfaat Kacang Hitam, Salah Satunya Menurunkan Tekanan Darah Tinggi
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News