kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45923,49   -7,86   -0.84%
  • EMAS1.319.000 -0,08%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Lagi, penelitian buktikan kacamata memperkecil orang terkena Covid-19


Kamis, 25 Februari 2021 / 05:00 WIB
Lagi, penelitian buktikan kacamata memperkecil orang terkena Covid-19


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pandemi Covid-19 yang berjalan lebih dari setahun masih terus menambah jumlah kasus baru setiap hari. Selain menjalankan protokol kesehatan, masyarakat juga bisa menggunakan pelindung mata seperti kacamata untuk mencegah Covid-19. Dua penelitian membuktikan, penggunaan kacamata memperkecil terkena Covid-19.

Merujuk laman Covid19.go.id, hingga Selasa (23/2) ada tambahan 9.775 kasus baru yang terinfeksi corona di Indonesia. Sehingga total menjadi 1.298.608 kasus positif corona.

Sementara itu, jumlah yang sembuh dari kasus corona bertambah 7.996 orang sehingga menjadi sebanyak 1.104.990 orang. Sedangkan jumlah orang yang meninggal akibat virus corona di Indonesia bertambah 323 orang menjadi sebanyak 35.014 orang.

Hasil penelitian membuktikan, penggunaan kacamata memperkecil penularan Covid-19. Meski demikian, penelitian ini masih butuh kajian yang lebih mendalam.

Penelitian terbaru berasal dari India. Para peneliti melakukan studi penggunaan kacamata untuk melihat tinggi/rendahnya risiko terkena Covid-19.

Virus corona dapat masuk ke dalam tubuh melalui lubang mulut, hidung, dan mata, melalui sentuhan atau kontak dengan tangan atau benda yang terkontaminasi.

Penelitian penggunaan kacama untuk cegah Covid-19 ini dipimpin oleh Dokter Spesialis Mata Senior dari Departemen Kesehatan NPCB Center, Kanpur Dehat, India, Amit Kumar Saxena. Penelitian ini melibatkan 304 orang yang merupakan pasien Covid-19 (223 laki-laki dan 81 perempuan) sebagai sampel penelitiannya.

Mengutip Independent, Minggu (21/2/2021), pasien-pasien itu berasal dari sebuah rumah sakit di India bagian utara. Usianya beragam, mulai dari 10 tahun hingga 80 tahun. Mereka diteliti dan diminta mengisi kuesioner untuk mengetahui perilaku penggunaan kacamatanya.

Baca juga: Penelitian anyar: Vaksin efektif mengurangi risiko tertular virus corona hingga 85%

Data yang terkumpul diuji secara kuantitatif untuk mengetahui perbandingan risiko keterpaparan virus corona antara orang yang menggunakan kacamata dalam jangka panjang dan pada mereka yang tidak menggunakannya.

Diketahui, 58 dari 304 pasien yang menjadi sampel penelitian atau sekitar 19 persen di antaranya mengaku menggunakan kacamata dalam jangka waktu yang lama. Sementara, sisanya, mengaku sebaliknya.

Pada seluruh sampel yang diteliti, peneliti mencatat, mereka menyentuh wajah rata-rata sebanyak 23 kali dalam 1 jam dan untuk area mata rata-rata 3 kali dalam waktu yang sama. Namun, angka statistik yang diperoleh, pada mereka yang menggunakan kacamata, risiko penularan Covid-19 sebesar 0.48.

Sementara itu, mereka yang tidak menggunakann kacamata memiliki risiko penularan Covid-19 sebesar 1.35. Angka-angka statistik ini menunjukkan, mereka yang tidak berkacamata memang memiliki risiko terkena Covid-19 2-3 kali lebih besar daripada yang berkacamata.

Hal itu karena ketika seseorang menggunakan kacamata, maka frekuensi menyentuh atau menggosok area mata secara langsung menjadi lebih kecil. Ada lensa dan frame yang menghalangi mata sehingga tangan atau jari tidak semudah itu untuk menyentuhnya secara langsung.

Melansir The Sun, Minggu (21/2/2021), dalam penelitian yang dilakukan selama 2 minggu pada musim panas lalu, efektivitas proteksi kacamata dalam memberi perlindungan juga secara statistik terbukti signifikan terhadap penularan virus corona. Jika penggunaan masker dapat menurunkan frekuensi kita menyentuh mulut dan hidung, maka kacamata dinilai berperan yang sama, namun bagi area mata yang tidak terlindungi oleh masker.

Studi penggunaan kacamata untuk mencegah penularan Covid-19 ini telah dipublikasikan di Medrxiv pada 13 Februari 2021. Meski demikian, hasil studi ini belum dapat dijadikan petunjuk atau landasan klinis, karena belum melalui proses peninjauan ulang.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi soal Orang Berkacamata dan Tingkat Risiko Terpapar Covid-19",


Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun

Selanjutnya: Corona Indonesia, Selasa (23/2): Total 1.298.608 kasus positif corona, ingat prokes

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×