Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
Pada seluruh sampel yang diteliti, peneliti mencatat, mereka menyentuh wajah rata-rata sebanyak 23 kali dalam 1 jam dan untuk area mata rata-rata 3 kali dalam waktu yang sama. Namun, angka statistik yang diperoleh, pada mereka yang menggunakan kacamata, risiko penularan Covid-19 sebesar 0.48.
Sementara itu, mereka yang tidak menggunakann kacamata memiliki risiko penularan Covid-19 sebesar 1.35. Angka-angka statistik ini menunjukkan, mereka yang tidak berkacamata memang memiliki risiko terkena Covid-19 2-3 kali lebih besar daripada yang berkacamata.
Hal itu karena ketika seseorang menggunakan kacamata, maka frekuensi menyentuh atau menggosok area mata secara langsung menjadi lebih kecil. Ada lensa dan frame yang menghalangi mata sehingga tangan atau jari tidak semudah itu untuk menyentuhnya secara langsung.
Melansir The Sun, Minggu (21/2/2021), dalam penelitian yang dilakukan selama 2 minggu pada musim panas lalu, efektivitas proteksi kacamata dalam memberi perlindungan juga secara statistik terbukti signifikan terhadap penularan virus corona. Jika penggunaan masker dapat menurunkan frekuensi kita menyentuh mulut dan hidung, maka kacamata dinilai berperan yang sama, namun bagi area mata yang tidak terlindungi oleh masker.
Studi penggunaan kacamata untuk mencegah penularan Covid-19 ini telah dipublikasikan di Medrxiv pada 13 Februari 2021. Meski demikian, hasil studi ini belum dapat dijadikan petunjuk atau landasan klinis, karena belum melalui proses peninjauan ulang.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Studi soal Orang Berkacamata dan Tingkat Risiko Terpapar Covid-19",
Penulis : Luthfia Ayu Azanella
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: Corona Indonesia, Selasa (23/2): Total 1.298.608 kasus positif corona, ingat prokes
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News