Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kualitas udara di DKI Jakarta pada 5 Juli 2021 menunjukan dalam kategori tidak sehat, yakni kontraksi polusi PM 2.5 atau mencapai 88 µg/m³. Data dari IQAir.com menerpatkan DKI Jakarta dengan kondiai udara paling buruk di dunia.
Pengamat energi Mamit Setiawan menilai, dengan kondisi udara yang tidak sehat, maka Pemerintah perlu segara mengambil langkah-langkah seperti peralihan penggunaan Bahan Bakar Minyak (BBM) dengan kualitas lebih baik.
"Saya melihatnya meskipun PPKM saat ini sudah diterapkan, tapi mobilitas masyarakat masih cukup tinggi. Hal ini bisa dilihat pada saat penyekatan di berbagai titik kemarin masih terjadinya kemacetan yang cukup panjang," kata Mamit dalam keterangannya, Selasa (6/7).
Baca Juga: PPKM Darurat berlaku, begini dampaknya ke konsumsi listrik dan BBM
Begitu juga, lanjut Mamit, mobilitas masyarakat di daerah penyangga Jakarta yang masih cukup tinggi. Hal ini juga memerlukan kebijakan dari pemerintah untuk mendorong masyarakat menggunakan BBM dengan RON yang tinggi, sehingga index polusi bisa berkurang.
"Mengingat dengan menggunakan BBM RON tinggi pembakaran menjadi lebih baik dan sempurna," jelas Mamit.
Dengan adanya kebijakan PPKM darurat yang diterapkan pemerintah di sejumlah wilayah termasuk DKI Jakarta, kata Mamit, maka pemerintah bisa segera mendorong masyarakat untuk beralih ke penggunaan BBM dengan kualitas baik.
"Saya kira ini saat yang tepat ya agar masyarakat kita bisa lebih peduli lagi terhadap kondisi udara kita di mana pentingnya menggunakan BBM dengan RON yang lebih tinggi," kata dia.