Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu penyakit yang harus diwaspadai semua orang adalah kolestreol tinggi.
Pasalnya, kolesterol tinggi dapat menyebabkan kondisi medis serius, seperti stroke dan serangan jantung.
Oleh karenanya, mengenali tanda-tanda kolesterol tinggi itu penting agar dapat segera mengatasi dan mencegah kondisi berkembang lebih parah.
Kolesterol tinggi dikenal juga sebagai hiperkolesterolemia.
Mengutip Verywell Health, ketika Anda mengalami kolesterol tinggi, artinya kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah Anda lebih banyak dari pada kolesterol baik (HDL).
Menurut Kementerian Kesehatan, kadar kolesterol Anda dikategorikan tinggi, jika angkanya mencapai lebih dari 240 mg/dL.
Kolesterol tinggi umumnya tidak menimbulkan tanda-tanda khas di awal. Sehingga, tanda-tanda kolesterol tinggi muncul seiring dengan bertambah parahnya kesehatan tubuh Anda terpengaruh.
Baca Juga: Mengontrol Gula Darah, Ini Manfaat Teh Rosella untuk Kesehatan
Saat itu, tanda-tanda kolesterol tinggi yang bisa Anda alami meliputi:
- Tekanan darah tinggi (hipertensi)
- Kelelahan
- Kesulitan bernapas atau sesak napas
- Sakit kepala
- Masalah penglihatan
- Detak jantung tidak teratur
- Nyeri dada.
Dalam kasus yang parah kolesterol tinggi dapat menyebabkan benjolan lemak di bawah kulit, yang dikenal sebagai xanthoma. Xanthoma terjadi karena ada endapan lemak yang berkembang di bawah kulit Anda, terutama di sekitar mata atau kelopak mata, tangan, siku, dan lutut.
Xanthoma umum menjadi tanda-tanda kolesterol tinggi bagi Anda yang memiliki riwayat keturunan atau disebut sebagai hiperkolesterolemia familial.
Baca Juga: Tanpa Obat, Berikut 4 Cara Alami yang Efektif Menurunkan Kolesterol
Pada akhirnya, satu-satunya cara untuk memastikan apakah Anda mengalami tekanan darah tinggi adalah dengan tes skrining.
Mengutip Healthline, dokter biasanya akan mengecek apakah Anda mengalami kolesterol tinggi dengan tes yang disebut panel lipid.
Sebelum tes dimulali dokter akan meminta Anda untuk tidak makan dan minum apa pun setidaknya selama 12 jam. Setelah itu, dokter akan mengambil sampel darah Anda, yang kemudian mengirimnya ke laboratorium untuk dianalisis.