Reporter: Arfyana Citra Rahayu | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi virus corona (Covid-19) di Indonesia tidak bisa dihindari oleh Managing Director and Head of Equity Capital Market PT Samuel International Harry Su. Alhasil, dia pun sempat terpapar Covid-19, yang diperkirakan saat berada di kantor.
"Jadi di kantor saya yang kena ada tiga orang, kebetulan kami bertiga ini sedang mengerjakan satu proyek dan kerja sampai malam. Meskipun kami semua pake masker, tetap saja ada waktunya kami harus melepas masker untuk makan bersama," jelas Harry kepada Kontan.co.id, Senin (12/10).
Harry pun menceritakan gejala yang dialaminya seminggu sebelum dinyatakan positif Covid-19 adalah badan gatal-gatal, muncul biduran di bagian perut dan daerah sekitar paha.
Baca Juga: Menko: Indonesia masuk 5 negara yang mampu jaga keseimbangan ekonomi saat pandemi
Kemudian genap seminggu setelah biduran, tepatnya di hari Jumat, Harry mulai demam. Esoknya, Harry langsung mendatangi dokternya untuk swab test. Pada saat itu, dokter mengatakan bentuk alergi gatal-gatal yang dialami Harry bisa jadi pertanda gejala Covid-19 sebab 7% dari penderita Covid-19 dimulai dengan masalah kulit.
"Setelah saya swab, besoknya keluar hasilnya dan saya positif Covid-19," kata dia.
Awalnya Harry dianjurkan dokter untuk isolasi mandiri dulu di rumah dan menyiapkan oksigen tanks dan oksimeter untuk mengukur kadar oksigen dalam darah. Selama seminggu di rumah isolasi mandiri, Harry mengakui dia minum obat-obat herbal yang dikatakan bisa mengurangi keluhan penyakit Covid-19, seperti obat China Ling Hua.
Namun, nyatanya seminggu isolasi mandiri dan minum obat herbal, kondisi Harry malah kian parah. Kadar oksigen dalam darahnya menurun signifikan, ini yang dinamakan happy hypoxia di mana kadar oksigen dalam darah berkurang sehingga bisa berbahaya untuk organ tubuh lainnya.
Harry pun memilih kembali bertemu dokter dan mendapat perawatan intensif di rumah sakit.
Singkatnya, Harry mendapatkan perawatan intensif di Rumah Sakit Medistra selama 15 hari. Dua minggu di sana, Harry menyatakan ada satu obat yang menyelamatkan hidupnya, yakni Gamunex.
"Begitu hari pertama saya diinfus dengan Gamunex jam setengah 12 siang, kemudian jam 3 sore demam saya sudah turun. Selama saya dirawat di rumah sakit, saya diinfus 30 botol Gamunex," jelasnya.
Setelah dua minggu dirawat, Harry pun sudah boleh pulang ke rumah untuk kembali melanjutkan isolasi mandiri karena kondisinya sudah membaik.
"Kebetulan rumah saya memang agak luas, jadi saya bisa isolasi mandiri di kamar sendiri. Jadi tidak mengganggu orang lain. Makanan bisa ditinggal di luar kamar, nanti saya tinggal ambil sendiri," ceritanya.
Harry mengakui, sampai saat ini pun kondisinya belum 100% pulih karena masih ada luka di paru-parunya sehingga bisa dibilang kondisinya baru pulih 80%-90% saja.
Baca Juga: Indonesia butuh 320 juta dosis vaksin virus corona, ini sasaran penerimanya
Menurut dokternya, luka di paru-paru memang agak lama recovery-nya atau perlu satu hingga dua bulan hingga sembuh.
Untuk membantu proses pemulihannya, Harry melakukan Yoga khususnya latihan pernapasan. Tidak lupa juga istirahat yang cukup.
Pentingnya pakai masker dan jaga jarak fisik
Berkaca pada peristiwa sebelumnya, Harry mengatakan pekerja lain di kantor yang tertib menggunakan masker tidak terpapar Covid-19. Menurut dia, masker memang terbukti efektif mencegah penularan ataupun tertular virus corona.
Karena itu, Harry pun lebih memilih menggunakan masker medis karena dirinya merasa lebih terproteksi.
Selain menggunakan masker, Harry juga memilih untuk menghindari kerumunan. Hal ini dilakukan banyak juga Orang Tanpa Gejala (OTG) Covid-19.
"Jadi pesan saya memang kita harus selalu pake masker dan juga menjaga jarak dari orang lain atau social distancing," pungkas dia.
#satgascovid19 #ingatpesanibu #pakaimasker #jagajarak #jagajarakhindarikerumunan #cucitangan #cucitanganpakaisabun
Selanjutnya: AstraZeneca berkomitmen sediakan 100 juta vaksin untuk Indonesia
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News