Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto
"Tapi saya masih kurang fit dan tidak kuat, akhirnya anak perempuan saya memutuskan agar saya tidak ikut, termasuk menantu saya karena terserang demam, kami ketika itu masih tidak ngeh kalau itu karena corona," katanya.
Akhirnya, lanjut dia, pemakaman sang suami hanya disaksikan oleh anak perempuannya dan suaminya. "Begitu di sana tidak boleh ada acara macam-macam, begitu masuk langsung dikubur," katanya.
Setelah mengebumikan sang suami, semua anak-anaknya kembali ke rumah. Disitu kondisi dirinya semakin parah, yang pada akhirnya dilarikan ke RS Siloam, Kota Bekasi.
"Saya langsung dimasukkan ke ruang penyaringan dan setelah itu ke UGD, saya diinfus, dan hasilnya pun mengejutkan paru-paru saya kurang bagus, termasuk menantu saya juga yang ikut diperiksa, akhirnya saya diisolasi dan menantu saya harus diisolasi di rumah," kata dia.
Baca Juga: PSBB akan bergulir, Kota Tangerang menyiapkan 30 pos pemeriksaan
Dirinya juga bercerita mengenai berbagai prosedur yang harus dilaluinya di RS Siloam Bekasi. Mulai dari ruang penyaringan, lalu pemeriksaan di UGD dan kemudian diinapkan di ruang isolasi yang telah dipersiapkan RS Siloam.
Ruretno terpaksa diisolasi melihat hasil CT Scan paru-parunya yang kurang baik dan membutuhkan perawatan lebih lanjut.
Sembuh dari Virus Corona
Lalu bagaimana Ruretno bisa melawati masa-masa kritis akibat virus mematikan itu? Menurut dia, ada tiga hal yang membuat dirinya bisa bertahan selama "dicengkram" oleh virus menular tersebut.
"Pertama adalah, minum lah obat-obatan atau vitamin yang diberikan oleh dokter dengan baik," kata Ruretno.
Ruretno bersyukur dan berterima kasih atas perawatan yang diberikan dokter dan para perawat di RS Siloam Bekasi. Perawatan dan dukungan yang diberikan para dokter dan perawat dirasa tepat dengan dirinya mengalami perbaikan kondisi dari hari ke hari.
“Dari kondisi kepala tidak enak, vertigo, badan sakit semua, napas sesak, memang membuat kita down,” ucap Ruretno.
Namun dirinya semakin termotivasi dengan perawatan yang diberikan sehingga satu demi satu kondisinya membaik.
Baca Juga: Perluasan PSBB Memacu Gelombang Pengangguran
Kemudian yang kedua adalah berserah diri dan selalu memuji kepada sang pencipta. Dengan mendekatkan diri kepada sang pencipta, maka dirinya bisa bertahan dan dinyatakan sembuh dari virus menular tersebut.
"Ada suatu kekuatan di diri kita yakni selalu memuji tuhan, dan membaca firman tuhan, itu yang saya lakukan, jadi pada saat saya lemah, saya selalu mendekatkan diri kepada tuhan," jelasnya.
Selanjutnya yang ketiga, yang tak lain adalah dukungan dari keluarga. Karena itu, dirinya bisa kembali ke pelukan keluarga yang dicintainya.
"Ini yang tak kala penting, kesatuan keluarga saya, saya melewati itu semua karena dorongan, semangat anak dan menantu saya. Ini yang menyemangati semua," kata dia.
Karena tiga hal itu, akhirnya dirinya dinyatakan sembuh meski pun sang suami tidak tertolong akibat virus corona itu. "Mati hidupku karena tuhan, bukan karena corona, jangan takut ataupun khawatir, saat virus itu menyerang, tetaplah selalu memuji tuhan dan dekat dengan keluarga," bebernya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News