kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kisah haru ibu 71 tahun, pasien RS Siloam Bekasi yang sembuh dari corona (Covid-19)


Senin, 13 April 2020 / 10:18 WIB
Kisah haru ibu 71 tahun, pasien RS Siloam Bekasi yang sembuh dari corona (Covid-19)
ILUSTRASI. Petugas kebersihan membersihkan lantai di salah satu ruangan yang dijadikan Rumah Sakit Darurat di Gedung Lippo Plaza Mampang, Jakarta, Jumat (3/4/2020). Siloam Hospitals mengubah sebagian pusat perbelanjaan Lippo Plaza Mampang menjadi Rumah Sakit Darurat


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

Meski sudah berulang kali berobat, tetapi sakit ditubuhnya tak kunjung reda. Dia bersama sang suami kembali ke dokter. Tetapi, dokter kali ini hanya memintanya agar banyak minum air mineral.

Baca Juga: Izin ojol angkut penumpang di Bogor, Depok, dan Bekasi tergantung hal ini

"Tanggal 15 kami kembali lagi ke dokter, tapi pindah ke RS Royal Progres, di situ kami meminta yang VIP, saya kemudian dipisah, suami saya sendiri, dan saya sendiri," katanya.

Namun demikian, dirinya meminta tidak mau menjalani perawatan, karena merasa tidak nyaman dengan situasi yang terjadi ketika itu. Ketika menuju pulang ke rumah, dirinya mengalami muntah-muntah.

"Saya muntah-muntah ketika di perjalanan menuju rumah. Ditambah, sampai di rumah tidak bisa tidur, karena badan dan kepalanya terasa sakit semua. Dan akhirnya malam itu saya dijaga oleh menantu saya, pagi hari baru bisa tidur," katanya.

Selanjutnya, pada siang harinya dirinya dilarikan RS Eka Hospital yang berada di Harapan Indah. Dia pun langsung dimasukkan ke UGD.

"Saya diinfus, dan langsung dimasukan ke kamar. Dan pada sore hari tanggal 18 Maret 2020, saya mendengar kabar suami saya sudah meninggal dunia, karena pada hari itu suami saya kritis, suami saya sudah menjalani isolasi," katanya.

Dia mengaku ketika itu terkejut, karena dia merasa semasa hidup sang suami tidak pernah mengalami sakit. "Saya yang sering sakit dan suami saya itu orang baik, dan saya pernah bedoa kepada tuhan, kalau memang mau memanggil dari salah satu kami, panggil saya dulu tuhan, karena saya gak sanggup hidup tanpa suami," lirihnya.

Namun demikian, lanjut dia, rencana sang pencipta berbeda, sang suami terlebih dulu menghadap sang pencipta dengan kondisi sakit selama lima hari perawatan di rumah sakit. "Tapi saya bersyukur, karena suami saya tidak menderita sakit lama," katanya.

Baca Juga: Hari ini, polisi tindak pengendara yang melanggar PSBB

Perpisahan dirinya di Rumah Sakit Royal Progras ternyata merupakan pertemuan dirinya dan sang suami, karena ketika itu dirinya memutuskan untuk kembali ke rumah tidak menjalani perawatan.

"Ternyata itu pertemuan saya yang terakhir. Yang pada akhirnya saya memutuskan untuk pulang dari RS Eka Hospital, karena saya ingin bertemu sang suami untuk yang terakhir kalinya sebelum dikebumikan," katanya.

Sang suami akhirnya dimakamkan di TPU Pondok Ranggon, meski diberikan sejumlah syarat. "Malam itu kami tinggal di Hotel dekat TPU Pondok Ranggon, agar bisa mengebumikan jenazah suami saya," jelasnya.



TERBARU
Terpopuler
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×