kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45939,10   -24,63   -2.56%
  • EMAS1.321.000 0,46%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Ketahui plus minus rapid test antigen yang jadi syarat wajib perjalanan


Selasa, 22 Desember 2020 / 11:03 WIB
Ketahui plus minus rapid test antigen yang jadi syarat wajib perjalanan


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Ada syarat bagi mereka yang ingin melakukan perjalanan keluar kota pada masa pandemi virus corona. Yakni, melakukan rapid test antigen untuk mendeteksi virus corona. 

Aturan ini mulai berlaku pada 18 Desember 2020 hingga 8 Januari 2021. Sebelumnya, perjalanan bisa dilakukan dengan membawa hasil negatif rapid test antibodi.  

Ketua Umum Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Spesialis Patologi Klinik dan Kedokteran Laboratorium Indonesia Prof DR. Dr. Aryati MS, Sp. PK (K) memaparkan kelebihan dan kekurangan rapid test antigen. 

Ia menjelaskan, ada sejumlah cara mendeteksi Covid-19. Secara berurutan, yang paling baik, menurut dia, prosedur kultur menggunakan virus hidup. Akan tetapi, cara ini sulit diterapkan karena harus dilaksanakan pada laboratorium riset dan menggunakan prosedur yang ketat. 

Baca Juga: Ini tarif rapid test antigen di stasiun Kereta Api untuk penumpang jarak jauh

Metode di bawah kultur, dilakukan dengan menggunakan molekuler. Salah satunya prosedur pemeriksaan menggunakan PCR. Akan tetapi PCR, membutuhkan waktu yang lebih lama. 

Plus minus rapid test antigen 

Nah, keunggulan rapid test antigen di antaranya dapat mendeteksi virus secara langsung dan bisa dilakukan lebih cepat dari PCR. Oleh karena itu, menurut dia, tes cepat antigen ini menjadi pilihan karena dapat dilaksanakan dengan cepat dengan tingkat kepercayaan di bawah PCR. 

Akan tetapi, Aryati mengingatkan, proses pemeriksaan tes antigen harus dikerjakan dengan cepat setelah pengambilan sampel. 

Baca Juga: Aturan terbaru: Hasil rapid test antigen hanya berlaku 3 hari

"Antigen ada buffer lysys di dalam tabung sehingga pengerjaan harus dilakukan dengan cepat," ujar Aryati dihubungi Kompas.com, Sabtu (19/12/2020). 

Kelebihan lainnya, bisa mendeteksi saat pasien memasuki fase akut dan sangat menular. 

Berikut ini sejumlah kelebihan rapid test antigen: 

- Mendeteksi komponen virus secara langsung Baik untuk deteksi fase akut (early case detection) 

- Tidak membutuhkan masa inkubasi untuk menunjukkan hasil positif 

- Tidak memerlukan spesifikasi laboratorium khusus untuk pengerjaan rapid test 

- Tidak memerlukan keterampilan petugas secara khusus dalam pengerjaan rapid test 

Baca Juga: Jumlah pasien corona meninggal capai 200 per hari, ini dugaan epidemiologi

Adapun sejumlah kekurangan rapid test antigen: 

- Hanya dapat mendeteksi pada fase akut, sedangkan RT-PCR masih positif 

- Menggunakan sampel saluran napas atas (swab naso/orofaring) 

- Ketidakterampilan petugas dalam pengambilan spesimen dapat mempengaruhi hasil 

- Membutuhkan APD level 3 untuk pengambilan spesimen 

- Memerlukan perhatian khusus terhadap sensitivitas yang bervariasi 

- Uji validasi masih terbatas sehingga belum dapat menggantikan posisi RT-PCR 

Baca Juga: KAI tetapkan syarat rapid test antigen untuk KA jarak jauh mulai besok

Yang harus diperhatikan 

Aryati mengatakan, setiap peralatan antigen sudah ada ketentuan harus berapa lama pemeriksaan segera dilakukan terhadap sampel yang telah diambil. Ia mengatakan, jika tidak segera dilakukan pemeriksaan, maka berpotensi menimbulkan adanya negatif palsu. 

"Kalau PCR bisa dikerjakan tak segera karena ada medianya untuk virus bertahan. Tapi antigen harus segera. Kalau di situ tidak segera, bagaimana? hasilnya bisa negatif palsu," kata dia. 

Baca Juga: Tidak perlu antre, ini cara pre order rapid test antigen di Bandara Soekarno Hatta

Idealnya, pelaksanaan rapid test antigen juga memerlukan Biosafety kabinet untuk menghindari potensi aerosol saat pengambilan sampel sehingga sebaiknya memang tidak dilaksanakan di tempat terbuka. Selain itu, pengambilan sampel antigen juga perlu menggunakan APD level 3. 

Aryati mengatakan, pengambilan sampel melalui swab nasofaring juga seharusnya dilakukan oleh tenaga terlatih. Alasannya, dalam pengambilan sampel perlu teknik khusus sehingga alat pengambilan sampel bisa menyentuh ujung dan diputar-putar. Tujuannya agar pengambilan sampel maksimal dan tidak muncul negatif palsu. 

Baca Juga: Angkasa Pura II tambah 6 lokasi tes COVID-19 di Bandara Soekarno-Hatta

Selengkapnya, berikut sejumlah hal yang harus diperhatikan dalam melakukan rapid test antigen: 

- Lokasi tempat pengerjaan antigen Pengambilan sampel swab nasofaring harus oleh tenaga terlatih unt menjamin kualitas sampel/spesimen 

- Harus segera dikerjakan 

- Pengawasan terhadap merk yang belum diketahui validitas reagensia antigen Interpretasi hasil harus disertai kehati2an (lihat panduan PatKLIn) 

- Gold standard tetap NAAT misal PCR

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Ketahui, Ini Plus Minus Rapid Test Antigen Menurut Ahli"
Penulis : Nur Rohmi Aida
Editor : Inggried Dwi Wedhaswary

Selanjutnya: Penting! Kemenhub terbitkan juklak perjalanan selama libur Nataru, apa saja isinya?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Negosiasi & Mediasi Penagihan yang Efektif Guna Menangani Kredit / Piutang Macet Using Psychology-Based Sales Tactic to Increase Omzet

[X]
×