kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45901,40   8,81   0.99%
  • EMAS1.332.000 0,60%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kenali! Inilah perbedaan anosmia akibat Covid-19 dan flu biasa


Selasa, 13 Juli 2021 / 09:02 WIB
Kenali! Inilah perbedaan anosmia akibat Covid-19 dan flu biasa
ILUSTRASI. Salah satu gejala khas yang diderita pasien Covid-19 adalah anosmia.


Sumber: Kompas.com | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Salah satu gejala khas yang diderita pasien Covid-19 adalah anosmia. Ini adalah kondisi ketika seseorang kehilangan fungsi penciumannya secara sementara. 

Dr Yonian Gentilis Kusumasmara, SpTHT-KL menjelaskan, anosmia menyebabkan biasanya bertahan hingga delapan hari atau sampai 2-3 minggu. Namun, anosmia tak hanya dialami oleh penderita Covid-19 melainkan juga terjadi pada kondisi lain. 

"Anosmia ini kan hanya gejala, bukan diagnosa. Penyakit yang sering terjadi (anosmia) biasanya common cold atau flu biasa." 

"Penyebab lain bisa dari trauma kepala atau usia tua. Jenis anosmianya berbeda-beda," katanya dalam Instagram Live bersama Eka Hospital Bekasi, Senin (12/7/2021). 

Lalu, apa perbedaan anosmia akibat Covid-19 dan flu biasa? 

Baca Juga: Ada bantuan obat bagi pasien Covid-19 OTG dan gejala ringan dari pemerintah

Yonian menyebutkan, perbedaannya antara lain sebagai berikut: 

- Anosmia akibat Covid-19 terjadi tiba-tiba. Bisa saja kita masih bisa mencium bau hari ini, namun kehilangan penciuman di keesokan harinya. Sementara anosmia akibat flu biasa muncul secara perlahan. 

- Anosmia akibat Covid-19 tidak disertai gejala lain. Sementara anosmia akibat flu biasa kerap disertai gejala lain seperti hidung mampet, ingusan, hingga sulit bernapas. 

- Pada flu biasa, penderita biasanya memiliki sekret kental yang keluar dari hidung. 

Baca Juga: Ini 11 gejala Covid-19 yang sering muncul, wajib kita kenali

Jika memang merasakan anosmia dan diduga merupakan anosmia akibat Covid-19, Yonian menyarankan untuk tes PCR dan melakukan karantina mandiri sambil menunggu hasil PCR. 

"Kalau belum tahu status kita apa tapi sudah keluar gejala, lakukan karantina sampai hasil PCR keluar agar tidak menularkan," ujarnya. 

Latihan penciuman 

Salah satu cara mengatasi anosmia adalah melalui olfactory training atau smell training (latihan penciuman). Yonian menegaskan, ini bukan cara mengobati anosmia, melainkan untuk mempercepat penyembuhannya. Sebab, anosmia akibat Covid-19 sebetulnya dapat sembuh dengan sendirinya. 

"Kita tinggal tunggu saja kapan, bisa delapan hari atau sampai tiga minggu. Tapi kalau ingin cepat harus melakukan smell training," tuturnya. 

Untuk melakukan smell training, siapkan tiga benda dengan bau berbeda. Yonian mencontohkan benda tersebut adalah kulit jeruk, minyak kayu putih, dan kayu manis. Kemudian, cobalah mencium setiap benda selama 20 detik. Lakukan latihan ini dua kali sehari. 

Baca Juga: Penting dikenali! Ini 11 gejala Covid-19 yang sering muncul

Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS (CDC) menyarankan untuk melakukannya selama tiga bulan atau hingga penciuman kembali membaik. "Terus lakukan sehari dua kali. Nanti ini akan mempercepat waktu penyembuhan anosmia," ujarnya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Catat, Ini Perbedaan Anosmia Akibat Covid-19 dan Flu Biasa"

Editor : Nabilla Tashandra

Selanjutnya: 4 Tingkatan gejala Covid-19 dan prosedur perawatannya

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×