kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Kasus anak positif Covid-19 makin tinggi, ini senjata utama cegah penularannya


Jumat, 25 Juni 2021 / 13:51 WIB
Kasus anak positif Covid-19 makin tinggi, ini senjata utama cegah penularannya
ILUSTRASI. Seorang ibu memasangkan master kepada anak sebelum keluar rumah di Tangerang Selatan, Senin (18/1), sebagai protokol kesehatan mencegah Covid-19. KONTAN/Carolus Agus Waluyo.


Penulis: Tiyas Septiana

KONTAN.CO.ID - Kasus positif Covid-19 pada anak-anak di Indonesia meningkat, seiring lonjakan infeksi virus corona baru secara nasional. 

Kasus positif Covid-19 pada anak naik sebesar 11%-12%. Menurut Ketua Pengurus Pusat Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) Prof. Aman Bhakti Pulungan, jumlah kematian anak balita bahkan meningkat hingga 50%. 

Bersumber dari situs Universitas Gadjah Mada (UGM), angka tersebut bisa diartikan bahwa ada 1.000 kematian pada anak di Indonesia setiap minggu selama kasus Covid-19 melonjak saat ini.

Anak-anak memang memiliki risiko terinfeksi virus corona. Bahkan, di Provinsi DIY Yogyakarta, kasus pertama Covid-19 adalah anak-anak. 

Mengacu pengetahuan yang ada tentang infeksi virus Sars Cov-2 pada anak, gejala yang timbul adalah sedang ke berat. 

“Pengetahuan kita belum sepenuhnya lengkap untuk virus ini, sehingga masih berkembang, apalagi virus pun mengalami mutasi dan menyebabkan perubahan karakternya,” ungkap Citra Indriani, epidemiolog UGM. 

Baca Juga: Beasiswa Aperti BUMN 2021 sudah dibuka, bisa kuliah gratis di universitas milik BUMN

Belum ada rekomendasi vaksin untuk anak

Vaksin yang sudah beredar saat ini belum direkomendasikan untuk anak. Sebab, vaksin perlu diuji terlebih dahulu untuk efikasinya sebelum digunakan pada anak. 

Pengujian pada vaksin dilakukan untuk mengetahui, apakah vaksin memberikan manfaat atau tidak pada saat kegawatdaruratan. 

“Pada saat ini memang kita masih dan harus menunggu hasil uji klinis pada kelompok anak sebelum bisa kita berikan ke anak-anak,” jelas Citra. 

Vaksin rekomendasi dari WHO Strategic Advisory Group of Expert atau WHO SAGE untuk anak usia di atas 12 tahun sebenarnya sudah ada, yaitu Pfizer/Biontech. 

Namun, anak-anak memang belum menjadi prioritas utama penerima vaksin secara global. Meskipun demikian, dengan perkembangan situasi dan bukti imiah yang dihimpun, ke depan akan ada rekomendasi baru untuk vaksin anak. 

Rekomendasi yang baru tersebut juga akan mengubah kebijakan pemberian vaksin Covid-19 terutama untuk anak-anak.

Baca Juga: Tidak bergejala, begini panduan melakukan isolasi mandiri di rumah dari Kemenkes

Prokes jadi senjata utama cegah Covid-19 pada anak

Karena vaksin yang saat ini sudah ada belum direkomendasikan untuk anak, satu-satunya senjata untuk mencegah anak tertular Covid-19 adalah protokol kesehatan (prokes). 

Lonjakan kasus positif Covid-19 akhir-akhir ini umumnya dialami oleh orang-orang dewasa. Karenanya orang dewasa diharapkan lebih patuh dengan prokes karena menjadi sumber klaster.

“Kembali lagi, senjata kita ada di prokes, makan bersama dengan orang selain di luar rumah pun sangat berisiko, karena sama-sama membuka masker dan pastinya ngobrol dan hal ini kalau kita lihat masih banyak yang melakukan," kata Citra.

"Anak-anak bisa dilindungi bila kita dewasa, para orang tuanya, pengasuhnya juga menjalankan prokes dengan ketat,” tegas Citra seperti dilansir dari laman UGM.  

Pembelajaran tatap muka yang akan segera dimulai pun dikhawatirkan akan memperparah angka kejadian kasus Covid-19. Maka, penundaan kegiatan sekolah tatap muka di wilayah dengan transmisi tinggi sudah tepat. 

Prokes ketat pada anak dan orangtua diharapkan mampu menjadi senjata terakhir melindungi anak dari infeksi Covid-19. 

Proses 3T yaitu test, tracing, dan treatment, menurut Citra, tidak untuk melindungi anak-anak. Tetapi, prokes ketat yang dilakukan baik anak dan orang tua yang menjadi pelindung utama kesehatan buah hati.

Selanjutnya: Simak statistik nilai TPS dan TPA UTBK 2021, dari nilai terendah hingga tertinggi

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×