Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto
KONTAN.CO.ID - Jakarta. Kanker serviks adalah keganasan yang menyerang leher rahim. Kanker serviks atau leher rahim menempati posisi ke-2 sebagai kasus kanker tertinggi pada wanita Indonesia setelah kanker payudara.
Berdasarkan data Globocan 2018, jumlah kasus baru kanker di Indonesia adalah 348.809 kasus dengan estimasi kematian sebanyak 207.210 jiwa. Dari data tersebut, didapatkan kanker terbanyak pada wanita adalah kanker payudara dengan insiden sebanyak 42,1 per 100.000 penduduk yaitu 58.256 (30,9 persen).
Kemudian kanker leher rahim atau serviks dengan insidens sebanyak 23,4 per 100.000 penduduk yaitu 32.469 (17,2 persen). Dokter spesialis kebidanan dan kandungan, Dr Gatot N.A Winarno SpOG(K) M Kes mengatakan, bahwa setiap 1 jam, ada 2 wanita Indonesia yang meninggal karena kanker serviks ini.
Penyebab kanker serviks
Gatot menjelaskan, kanker serviks atau leher rahim berbeda dengan kasus kanker lainnya. Kanker serviks atau leher rahim ini bisa dicegah karena penyebab utamanya diketahui. Penyebab utama kanker serviks 99,7 persen adalah Human papillomavirus (HPV).
HPV memiliki dua kelompok jenis virus yaitu high risk dan low risk. Subtipe high-risk adalah jenis HPV yang berisiko tinggi menyebabkan kanker serviks. Contoh subtipe ini adalah 16, 18, 31, 33, 35, 45, 51, 52 dan lain-lain.
Sementara, subtipe low-risk adalah jenis HPV yang berisiko rendah dapat menyebabkan kutil kelamin (candiloma). Contoh subtipe ini adalah 6, 11, 42, 43, 44, 81. Akan tetapi, 70 persen kasus kanker serviks di dunia disebabkan oleh HPV subtipe 16 dan 18.
HPV adalah virus yang umum dan terdapat dimana saja. Infeksi virus HPV dapat terjadi karena adanya hubungan seksual. Disebutkan bahwa 80 persen wanita yang sudah berhubungan seksual pernah terinfeksi virus HPV, karena tidak menimbulkan gejala. "Single partner berisiko, apalagi jika suka berganti pasangan-risiko lebih tinggi lagi," ucap dia.
Baca juga: Kanker payudara bisa menyebar ke bagian tubuh lain dengan cepat, ini penyebabnya