kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Kalah tipis dari Pfizer & Moderna, inilah keampuhan vaksin virus corona Sinopharm


Kamis, 31 Desember 2020 / 17:30 WIB
Kalah tipis dari Pfizer & Moderna, inilah keampuhan vaksin virus corona Sinopharm


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Beijing. Vaksin buatan Sinopharm dari China dipastikan bisa mencegah penularan virus corona. Efektivitas vaksin virus corona Sinopharm cukup tinggi, mencapai 79%, kalah tipis dengan vaksin buatan Pfizer-BioNtech dan Moderna.

Dilansir dari AFP, Rabu (30/12/2020), vaksin virus corona Sinopharm 79 persen efektif menurut hasil uji coba fase 3. Artinya, kemanjuran vaksin ini lebih rendah dari suntikan saingan yang dikembangkan oleh Pfizer-BioNTech dan Moderna. Meski demikian masih merupakan terobosan potensial dalam pertempuran untuk membendung pandemi di Asia.

China, tempat pandemi pertama kali muncul, telah berpacu melawan Barat untuk mengembangkan vaksin Covid-19 sendiri. Ada lima vaksin yang sudah dalam uji klinis fase 3 skala besar, tetapi belum ada yang secara resmi disetujui.

Pengumuman Rabu (30/12/2020) adalah data pertama yang dirilis mengenai kemanjuran kandidat vaksin China. "Efek perlindungan vaksin (Sinopharm CNBG Beijing) terhadap Covid-19 adalah 79,34 persen," kata Institut Produk Biologi Beijing, anak perusahaan Sinopharm yang telah mengembangkan vaksin dengan CNBG.

Baca juga: Inilah kelompok masyarakat yang rentan terinfeksi virus corona varian baru

Menurut pernyataan itu, vaksin virus corona sinopharm telah mengajukan permohonan ke regulator obat China, untuk persetujuan vaksin untuk menonaktifkan virus corona tersebut. Vaksin ini sejenis inokulasi menggunakan partikel patogen.

China telah berjuang untuk mendapatkan kepercayaan internasional untuk kandidat vaksin virus corona, yang terganjal masalah kurangnya transparansi hasil tes. Uji coba Fase 3, yang harus dilakukan di luar negeri, berjalan dengan lambat.

Pasalnya “Negeri Tirai Bambu” masih dalam upaya mengurangi penyebaran Covid-19 di dalam perbatasannya sendiri.

Sementara itu, vaksin virus corona buatan negara-negara Barat telah berkembang pesat dengan peluncuran dan persetujuan vaksin. Ratusan juta dosis telah dipesan dari kandidat vaksin virus corona terdepan, seperti Pfizer-BioNTech dan Moderna. Masing-masing vaksin virus corona tersebut memiliki tingkat efikasi 95 persen dan 94 persen.

Diplomasi vaksin virus corona

Meski data minim dan vaksin virus corona belum terbukti, lebih dari satu juta orang telah menerima suntikan vaksin yang belum disetujui oleh pemerintah China di bawah program penggunaan daruratnya. Mereka termasuk pekerja kesehatan di garis depan, pegawai perusahaan milik negara, dan pekerja yang berencana bepergian ke luar negeri.

China berencana untuk memvaksinasi jutaan lagi musim dingin ini menjelang Tahun Baru Imlek. Para pejabat telah berjanji untuk meningkatkan kapasitas produksi vaksin virus corona hingga lebih dari 1 miliar dosis tahun depan.

Uni Emirat Arab menyetujui vaksin Sinopharm awal bulan ini, menjadi negara asing pertama yang mengadopsi inokulasi Covid-19 yang dikembangkan China. Beijing telah berjanji untuk membagikan vaksinnya dengan biaya yang relatif rendah.

Baca juga: Hari terakhir, harga PCX & Forza diskon Rp 11 juta hanya di diler ini

Jadi berpotensi dipilih negara-negara Asia yang lebih miskin, yang mungkin harus bergantung pada distribusi terbatas yang ditawarkan oleh skema global. Itu juga memberi China umpan diplomasi, di tengah kritik luas atas penanganan awal wabah yang menjadi sorotan Amerika Serikat (AS) dan Australia.

"Kami juga akan memprioritaskan negara berkembang untuk vaksin. Ini akan dilakukan melalui berbagai cara, termasuk melalui sumbangan dan bantuan," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Zhao Lijian, Jumat (25/12/2020).

Vaksin dari virus corona yang tidak aktif lebih mudah didistribusikan daripada kandidat vaksin dari Pfizer. Vaksin produksi perusahaan AS Itu harus disimpan pada suhu minus 70 derajat celsius.

Kondisi yang tidak mungkin dilakukan di sebagian besar negara berkembang. Ketika gelombang virus musim dingin menyapu sebagian besar dunia, memicu penguncian baru, dan lonjakan jumlah kematian yang suram, perhatian telah kembali ke manajemen pandemi di China.

Otoritas kesehatan China minggu ini mengatakan data dari antibodi yang beredar di Wuhan. Diperkirakan jumlah kasus di episentrum pandemi, mungkin 10 kali lebih tinggi dari yang dilaporkan sebelumnya.

Sekitar 4,4 persen dari 11 juta penduduk kota telah mengembangkan antibodi terhadap Covid-19 pada bulan April, menurut sebuah laporan oleh Pusat Pengendalian Penyakit China. Artinya setara dengan sekitar 480.000 infeksi.

Beijing telah bersusah payah untuk memperlengkapi kembali kisah pandemi untuk menguntungkannya. Pemerintahnya menggembar-gemborkan refleks cepat dari kepemimpinan Komunisnya dalam mengunci negara dan memulai kembali ekonomi.

China diperkirakan menjadi satu-satunya ekonomi utama yang mencatat pertumbuhan positif tahun ini. Tetapi Beijing telah banyak dikritik karena menutup diskusi dan pelaporan yang mempertanyakan narasi resmi yang dibuat pemerintah.

Pada Senin (28/12/2020), pengadilan Shanghai memenjarakan jurnalis warga Zhang Zhan selama empat tahun, karena laporannya dari Wuhan selama bulan-bulan awal pandemi. Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, yang telah menyerang respons pandemi China, menyerukan pembebasannya segera.

"Partai Komunis China sekali lagi telah menunjukkan akan melakukan apa pun untuk membungkam mereka yang mempertanyakan garis resmi partai," katanya.

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Sinopharm China Menyatakan Vaksinnya 79 Persen Efektif Melawan Covid-19",


Penulis : Bernadette Aderi Puspaningrum
Editor : Bernadette Aderi Puspaningrum

Selanjutnya: Siap-siap, penerima vaksinasi vaksin corona akan di-SMS mulai hari ini Kamis (31/12)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×