kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45930,47   2,12   0.23%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Jangan Menunggu Demam, Begini 2 Gejala Awal Terpapar Varian Omicron


Selasa, 01 Februari 2022 / 23:00 WIB
Jangan Menunggu Demam, Begini 2 Gejala Awal Terpapar Varian Omicron


Sumber: Kompas.com | Editor: S.S. Kurniawan

KONTAN.CO.ID - Penularan Omicron tinggi sekali. Itu sebabnya, kenali gejala awal varian yang gampang menular itu. Apalagi, berbeda dengan gejala awal varian Delta yang lebih mematikan.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin mengatakan, Indonesia pasti akan mengalami puncak kasus varian Omicron. Karena itu, masyarakat mesti waspada mengingat puncak kasus Omicron di negara lain bisa 2-3 kali di atas Delta. 

"Kami masih belum tahu, berapa jumlahnya pada saat puncak kasus (Omicron) akan terjadi di Indonesia. Perkiraan kami, puncak akan terjadi di akhir Februari," katanya, dikutip dari akun Facebook Kemenkes, Selasa (1/2). 

Ketua Pokja Infeksi Pengurus Pusat Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI) Erlina Burhan mengatakan, kebanyakan pasien varian Omicron yang dirawat di tempat ia bertugas, RS Persahabatan, menunjukkan gejala batuk dan nyeri tenggorokan.

Baca Juga: 7 Tempat Ini Berpotensi Jadi Pusat Penularan Varian Omicron

​Gejala sedang hingga berat Omicron

Gejala awal varian Omicron berbeda dengan varian Alpha, Beta, dan Delta. Setelah terpapar ketiga varian itu, mulanya pasien akan mengalami demam. Hal itu tidak dirasakan oleh pasien Omicron.

"Berbeda dengan Alpha, Beta, Delta, biasanya entry point-nya 90 persen demam. Di rumahsakit kami, demam hanya 18 sampai 20 persen untuk pasien Omicron," kata Erlina. 

"Kemudian, juga tidak ada sesak, tidak ada yang butuh oksigen. Artinya, tidak ada krusakan pada paru-paru," ungkap dia. 

Erlina menjelaskan, hal itu terjadi lantaran terjadi relokasi tempat perkembangbiakan virus SARS-Cov-2 yang telah bermutasi pada varian Omicron di saluran napas atas. 

"Jadi, enggak sampai ke bawah. Kalau sampai, sedikit saja (kasusnya), enggak sampai 20 persen. Itu mengapa gejalanya hanya ringan-ringan saja. Gejala yang khas batuk, nyeri tenggorokan, atau tenggorokan gatal," ujarnya. 

Baca Juga: Terjadi Akhir Februari, Menkes: Puncak Gelombang Omicron Bisa 3 Kali Lipat dari Delta




TERBARU

[X]
×